Jakarta, MINA – Kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Yahya Cholil Staquf ke Israel masih menuai kritik. Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat Dr. Ikhsan Abdullah menyayangkan Gus Yahya –panggilan Yahya Cholil Staquf- hadir memenuhi undangan otoritas penjajah.
“Ini tentu mencederai politik luar negeri dan melukai rakyat Palestina. Apapun dalilnya dalam konteks hubungan internasional, kehadiran Yahya Cholil Staquf dapat diartikan dianggap sebagai bentuk legitimasi atau pengakuan masyarakat dan ulama Indonesia kepada kejahatan Israel,” kata Ikhsan kepada MINA, Rabu (13/6).
Dia menilai, kehadiran Gus Yahya di forum Yahudi itu tidak sejalan dengan politik luar negeri RI yang menentang keras pendudukan dan kejahatan Israel kepada rakyat Palestina.
Ikhsan juga mengatakan, memori masyarakat perlu disegarkan kembali bagaimana kita sebagai Bangsa Indonesia berhutang budi kepada rakyat dan pemerintah Palestina di Pengasingan pada tahun 1948.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
“Palestina sebagai Negara Arab yang pertama kali mengakui Indonesia sebagai Negara Merdeka bersama dengan Mesir saat negara-negara Internasional menunggu dan tidak bersikap atas Kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai ini,” ujarnya.
Sebagai Bangsa yang beradab dan telah menempatkan Pancasila sebagai cara pandang hidup bangsa (Way of Life), lanjut dia, pada sila kedua Pancasila sudah jelas “Kemanusiaan yang adil dan Beradab” dan mengambil garis politik luar negeri yang bebas aktif.
“Sikap Indonesia melalui Menlu Retno Marsudi sudah jelas mengutuk keras tindakan kebiadaban Israel atas pembantaian rakyat dan anak-anak Palestina yang tidak berdosa,” imbuhnya.
Ikhsan yang juga seorang kader Nahdlatul Ulama mengingatkan, Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial keagamaan Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, NU memiliki perwakilan diberbagai negara dengan jamaah berpuluh juta.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Ia mempertanyakan apabila Staquf bukan pengurus PBNU dan Katib Syuriah, apakah Israel tetap mengundangnya ke negera tersebut? Sehingga, ia meminta PBNU bertanggung jawab atas langkah Staquf itu.
“Saya sebagai jamaah NU sangat tertusuk dan bak disayat sembilu,” ungkapnya.
Anggota Watimpres Yahya Cholil Staquf yang menggantikan almarhum KH. Hasyim Muzadi ini datang ke Israel untuk menghadiri konferensi tahunan Forum Global AJC (Komite Yahudi Amerika) yang digelar di Yerusalem selama 10-13 Juni 2018.
Ini kali pertama Forum Global AJC yang dilakukan di luar Amerika Serikat sejak lembaga advokasi Yahudi ini berdiri 112 tahun lalu. Presiden Abdurrahman Wahid alias Gud Dur pernah menghadiri acara serupa yang dilangsungkan pada 2002 di Ibu Kota Washington DC, Amerika Serikat.(L/R01/P1)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)