Jakarta, MINA – Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik menilai, maraknya kasus penyerangan kepada sejumlah tokoh agama, membuktikan pihak kepolisian lemah dalam mengantisipasi penyerangan itu.
“Saya memantau informasi yang terjadi tentang penyerangan di rumah ibadah. Ini bukti kalau antisipasi dari pihak kepolisian begitu lemah,” kata Erma, usai Rapat Paripurna ke-18 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/2). Demikian laporan pers DPR RI yang dikutip MINA.
Erma menambahkan, tensi politik Indonesia akan meningkat ketika menjelang Pilkada dan Pilpres. Ia menginginkan pihak Kepolisian harus tanggap dan menjaga agar peristiwa seperti ini tidak berkembang secara liar di media, hingga munculnya berita hoaks yang bisa memicu konflik.
”Saya tidak ingin pihak Kepolisian berleha-leha dan lengah, karena saya mencurigai penyerangan ini. Contohnya penyerangan terhadap ustadz yang dilakukan orang gila, kenapa bisa terencana, kenapa ada pola yang begitu berdekatan,” ujar Erma
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Ini kalau terus-menerus tidak dilakukan antisipasi oleh penegakan hukum, nanti bisa berkembang liar,” sambungnya.
Erma juga menyoroti peranan dari intelijen polisi yang menurutnya kurang bisa meredam kejadian kriminal kepada tokoh agama.
“Selain mereka melakukan investigasi, tentu apabila ini terbukti kalau bukan orang gila, maka akan dilakukan penegakan hukum sekeras-kerasnya,” pungkasnya. (R/R05/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal