Gaza City, MINA – Komite di Gaza yang bertanggungjawab mengatur protes pekanan di wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel mengumumkan pada Kamis (26/12), demonstrasi akan terjadi lebih jarang pada tahun 2020.
Komisi Tinggi untuk Pawai Kepulangan dan Pembebasan Blokade yang mencakup perwakilan dari kelompok-kelompok perlawanan dan faksi-faksi politik di Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa protes akan terjadi “setiap bulan dan kapan pun kita membutuhkan massa untuk berkumpul dan selama peristiwa nasional yang menonjol,” dimulai pada 30 Maret 2020.
Yusri Darwish, anggota Komisi Tinggi, membacakan pernyataan itu kepada wartawan di Gaza City, demikian Times of Israel melaporkan.
Anggota Komite Talal Abu Zarifa mengatakan, protes yang dijadwalkan berlangsung Jumat (27/12) ini akan menjadi yang terakhir hingga 30 Maret 2020.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
“Kami, di Komisi Tinggi untuk Pawai Kepulangan dan Pembebasan Blokade, membuat keputusan ini dan mewujudkan tanggung jawab nasional,” kata pernyataan Komisi.
“Melalui (keputusan) ini, kami menegaskan peran kepemimpinan Komisi yang berani dan bertanggung jawab.”
Warga Palestina di Gaza telah berpartisipasi dalam protes Grand Return of March di sepanjang perbatasan pada sebagian besar hari Jumat sejak 30 Maret 2018, menuntut Israel mencabut pembatasan pada pergerakan orang dan barang masuk dan keluar dari Gaza. Protes juga menyerukan kembalinya pengungsi Palestina dan keturunannya ke tanah yang sekarang menjadi bagian dari Israel.
Lebih dari 200 warga Palestina tewas oleh kebrutalan Israel menembaki demonstran dan ribuan lainnya terluka. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza