Komisi UE Janji akan Respons Cepat Pengurangan Pasokan Gas Rusia

Brussel, MINA – Ketua Komisi Uni Eropa pada Rabu (27/4) menjanjikan tanggapan “segera, bersatu, dan terkoordinasi” terhadap keputusan Rusia, untuk memotong pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia.

“Era bahan bakar fosil Rusia di Eropa akan segera berakhir,” kata Ursula von der Leyen kepada wartawan, Anadolu melaporkan.

Dia menyebut pengumuman Gazprom tentang penghentian pengiriman gas sepihak Rusia ke Bulgaria dan Polandia, sebagai “provokasi lain dari Kremlin.”

“UE telah mempersiapkan langkah semacam itu dan akan memberikan jawaban “segera, bersatu, dan terkoordinasi” untuk itu,” katanya.

Von der Leyen menjelaskan, Bulgaria dan Polandia sudah menerima gas dari tetangga Uni Eropa mereka, karena investasi sebelumnya dalam memperkuat infrastruktur gas dan interkonektivitas antara negara-negara anggota.

Baca Juga:  Mahasiswa Meksiko Bangun Tenda dan Kibarkan Bendera Palestina di Universitas

Dia juga menunjukkan pembayaran dalam rubel adalah pelanggaran sanksi UE menurut pendapat Komisi Eropa karena “sekitar 97% dari semua kontrak secara eksplisit menetapkan pembayaran dalam euro atau dolar.”

Dia mengatakan, perusahaan dengan kontrak semacam itu tidak boleh menyetujui tuntutan Rusia karena ini akan menjadi pelanggaran sanksi, dan berisiko tinggi bagi mereka.

Von der Leyen meyakinkan langkah Rusia akan memiliki “dampak seminimal mungkin” pada konsumen Eropa, menjanjikan bahwa Komisi Eropa dan negara-negara anggota akan mengintensifkan pekerjaan mereka dalam apa yang disebut kelompok regional untuk “mengurangi dampak apa pun pada kemungkinan gangguan gas.”

Dia juga mengatakan, mereka akan terus mencari opsi pengganti dan badan eksekutif UE akan mempresentasikan rencananya untuk percepatan transisi hijau bulan depan.

Baca Juga:  Peneliti Wabah Mpox di Kongo: Akan Ada Penularan Diam-Diam

“Langkah agresif terbaru dari Rusia adalah pengingat lain yang sangat mencolok bahwa kita perlu bekerja dengan mitra yang dapat diandalkan dan membangun kemandirian energi kita,” tegasnya.

Sebelumnya, raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan mereka telah menangguhkan pengiriman gas ke Bulgaria dan Polandia karena penolakan mereka untuk membayar dalam rubel.

Langkah itu dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara yang tidak bersahabat harus membayar pasokan gas dalam rubel, setelah mereka membekukan aset mata uang Bank Sentral Rusia selama perang Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.

Bulan lalu, Komisi Eropa mengungkapkan rencana untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia dan memotong impor gas hingga dua pertiga pada akhir tahun ini, menggantinya dengan sumber lain dari Afrika Timur dan AS, serta mempercepat transisi ke energi hijau.

Baca Juga:  Solidaritas Pro-Palestina, Mahasiswa Perancis Lakukan Aksi Mogok Makan

Uni Eropa telah mengalokasikan €1,5 miliar ($1,6 miliar) dalam dukungan militer, untuk Ukraina dan mengadopsi lima paket sanksi sejak awal perang.

Tindakan pembatasan menargetkan individu, termasuk Presiden Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, oligarki, dan perwira militer.

Uni Eropa juga telah melarang ekspor barang mewah dan impor batu bara, dan mengecualikan bank Rusia dan Belarusia dari sistem perbankan internasional SWIFT.

Blok tersebut saat ini sedang mempersiapkan serangkaian tindakan pembatasan keenam, di tengah meningkatnya tekanan untuk melarang impor energi Rusia. (T/R7/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.