Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi VIII DPR Minta Dibangun RS di Saudi untuk Jamaah Haji Indonesia

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

0 Views

Suasana Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, saat puncak ibadah haji.(Foto: Dok. MINA)

Jakarta, MINA – Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji 2025 memperoleh informasi bahwa Kementerian Agama (Kemenag) RI memiliki tanah berlokasi di Jeddah, Arab Saudi. Karena itu, Ketua Panja Biaya Haji 2025 Abdul Wachid meminta agar tanah tersebut dapat digunakan untuk membangun rumah sakit di Arab Saudi yang dapat dimanfaatkan oleh jamaah haji asal Indonesia.

“Saya dengar ini dari Kementerian Agama mempunyai tanah yang ada di Jeddah. Tanah itu untuk apa Pak? Itu mendingan tanah itu dijual Pak untuk dibelikan lagi di sana untuk rumah sakit aja itu,” kata Wachid dalam rapat Panja Biaya Haji bersama Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Haji (BPH) di Kompleks Parlemen, Jakarta, belum lama ini dilaporkan Parlementaria dikutip MINA, Ahad (5/1).

Selain memanfaatkan tanah yang ada, Wachid menyampaikan pembangunan rumah sakit itu juga bisa dibantu dari dana nilai manfaat yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Pembangunan rumah sakit Indonesia di Arab Saudi itu bernilai penting bagi jaemaah haji Indonesia karena selama ini mereka merasa kurang nyaman apabila harus dirawat di rumah sakit dari Arab Saudi.

Baca Juga: DPR Nilai Pangkas Durasi Selama 10 Hari Sebagai Upaya Turunkan Biaya Haji 2025

“Atau kalau beli enggak bisa, kontrak berapa tahun gitu, dibangun sekalian itu. Mendingan itu, dan nanti, kita ada BPKH nilai manfaat bisa kita membangun untuk tiap tahun berapa, tiap tahun berapa, sambil nanti kita anggaran ke Kemenkes. Ini penting untuk umrah dan haji,” ujar Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.

Menurutnya, pembangunan rumah sakit Indonesia di Arab Saudi itu bernilai penting bagi jamaah haji Indonesia karena selama ini mereka merasa kurang nyaman apabila harus dirawat di rumah sakit dari Arab Saudi. Ketidaknyamanan itu muncul di antaranya karena kesulitan berkomunikasi dengan petugas RS di Saudi.

“Karena terus terang, orang sakit itu tidak hanya obat ya, tidak hanya rumah sakitnya sendiri, pelayanan itu penting, tidak bisa komunikasi juga jamaah. Makanya, jamaah rata-rata yang sakit ditaruh di rumah sakit itu enggak mau. Tidak maunya kenapa? Ya bahasa Tarzan. Mereka itu enggak ngerti. Kalau kita punya rumah sakit sendiri, yang medisnya tenaga kita, perawatnya tenaga kita, semua tenaga kita, nyaman,” kata dia menjelaskan.

Pada Haji 2025, keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama jamaah calon haji Indonesia direncanakan berlangsung pada 2 hingga 16 Mei 2025. Sementara itu, keberangkatan gelombang terakhir jamaah Indonesia menuju tanah suci tanggal 31 Mei 2025. Adapun puncak ibadah haji mulai digelar 5 Juni 2025.[]

Baca Juga: DPR: Kemenag dan Kemendikdasmen Harus Bersama Bahas Rencana Libur Ramadhan

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Katering, Penerbangan, dan Manasik Jadi Komponen Potensi Penurunan Biaya Haji 2025

Rekomendasi untuk Anda