Jakarta, 24 Syawwal 1437/29 Juli, 2016 (MINA) – Yuliandre Darwis, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengatakan, tantangan ke depan pertelevisian atau penyiaran bagi KPI adalah era siaran digital.
Hal itu diungkap usai Diskusi Publik bertajuk “Menyongsong Era Siaran Digital: Tantangan KPI Baru” di Gedung Pusat Muhammadiyah Jakarta, Jumat (29/7).
“Tantangan terbesar kedepannya adalah, globalisasi, digitalisasi, dan konvergensi. Bagaimana pengelolaan, tata kelola penyiaran, ini masalah yang sering muncul,” ujar Yuliandre. Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkannya.
Ia menjelaskan, bahwa nuansa publik kini lepas dan beranggapan seolah-olah hak siaran tidak hanya dimiliki oleh lembaga penyiaran swasta, publik, atau kominitas saja namun juga konvergensi semua punya hak siaran padahal belum punya konten yang sempurna.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Jadi konten-konten asing juga berkeliaran, kadang-kadang konten lokal saja belum sempurna, bagaimana memberikan suatu kecerdasan bangsa sesuai undang-undang,” jelasnya.
Ia juga berpesan kepada para pelaku pertelevisian, khususnya tv digital untuk bertahan dengan keadaan atau keseimbangan ekonomi seperti sekarang ini, serta harus memberikan program-program yang kreatif untuk mencerdaskan bangsa.
“Jangan sampai saluran digital ini banyak, tetapi konten tidak ada, akhirnya konten yang murah, isinya juga murah,” katanya.
Lagi-lagi ia sampaikan bahwa salah satu tugas media adalah mencerdaskan bangsa, yang menjadi kekuatan awal dan bagaimana dengan biaya yang murah namun menciptakan konten-konten yang kreatif dan ini menjadi tugas bersama, menurutnya tidak hanya tugas KPI dan pemerintah saja. (L/M09/R05)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)