Gaza, MINA – Komisioner Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa sedikitnya 400.000 orang terjebak di Jalur Gaza utara, dan perintah evakuasi Israel memaksa orang-orang untuk mengungsi berulang kali, terutama dari kamp Jabalia.
Dalam laporan Wafa, Rabu (9/10), Lazzarini mengatakan, sejumlah besar warga Palestina menolak untuk mengungsi karena mereka menyadari bahwa tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, menunjuk pada meluasnya dan memburuknya kelaparan di seluruh Jalur Gaza, dengan kurangnya pasokan dasar.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa tempat penampungan dan pusat layanan badan tersebut terpaksa ditutup untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang.
“Pengeboman yang terus berlanjut mengancam pelaksanaan fase kedua kampanye vaksinasi polio di Jalur Gaza,” pungkas Lazzarini.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Sumber-sumber lokal mengatakan, pasukan pendudukan Israel mengebom sekelompok tenda yang menampung pengungsi di halaman Rumah Sakit Al-Yaman Al-Saeed di kota Jabalia, yang mengakibatkan tewasnya 15 warga sipil dan melukai yang lainnya.
Sumber-sumber medis mengatakan bahwa jumlah warga Palestina yang terbunuh di Jalur Gaza telah meningkat sejak fajar hari ini menjadi 60 warga sipil.
UNRWA mengumumkan evakuasi tujuh sekolahnya yang menampung pengungsi di wilayah utara Jalur Gaza, seraya menambahkan bahwa agresi di wilayah utara Jalur Gaza memaksanya untuk menghentikan layanan penyelamatan nyawa.
Menurut UNRWA, agresi tersebut mengakibatkan hanya dua sumur yang berfungsi dari delapan sumur air di kamp Jabalia.[]
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat