Ramallah, MINA – Kepala Departemen Urusan Pengungsi pada Komite Eksekutif PLO, Ahmed Abu Houli, mengatakan bahwa Deklarasi Balfour adalah awal kejahatan terus-menerus Israel hingga saat ini.
“Balfour menciptakan keluhan sejarah terbesar yang terus ada melalui pendudukan Israel di tanah Palestina kami, dan para pengungsi Palestina yang mengungsi dan tersebar di luar rumah mereka di kamp-kamp pengungsi,” ujarnya kepada Al-Quds Al-Araby, menandai 103 tahun Balfour, Senin (2/11).
Ia menambahkan, hingga kini Palestina masih menunggu dukungan komunitas internasional untuk mereka, dan pencabutan ketidakadilan sejarah pada mereka yang diusir pada tahun 1948.
Dia menuntut Inggris untuk “meminta maaf” kepada rakyat Palestina atas janji, untuk mengakui negara Palestina di perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya, serta untuk memikul tanggung jawabnya terhadap rakyat Palestina, dan untuk mendukung tujuan mereka yang adil.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Sebagai negara pertama yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut, harus membuat kompensasi atas kejahatannya, yang dampaknya masih ada,” lanjutnya.
Menurutnya, termasuk saat ini, dunia tidak boleh mengizinkan berlangsungnya kesepakatan abad ini dengan tujuan aneksasi Israel lebih luas dan Yahudisasi. “Semua itu hanya untuk meloloskan rencananya mengakhiri kehadiran Palestina,” lanjutnya.
Dia menegaskan, rakyat Palestina akan melanjutkan perjuangan mereka yang sah dan perlawanan rakyat di semua bidang melawan kesepakatan abad ini.
“Rakyat kami akan mempertahankan keputusan nasional independen mereka, berapa pun harganya,” ujarnya. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)