Yerusalem, MINA – Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyatakan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mempraktikkan “terorisme negara yang terorganisir”, setelah pernyataannya yang membela serangan pemukim Yahudi ke Masjidil Aqsa.
Komite menyebut otoritas Israel memberikan perlindungan terhadap aksi ekstremis dan mengerahkan pasukan tentaranya untuk melindungi pemukim. Al-Quds Araby melaporkan Senin (19/7).
Komite merujuk pada langkah-langkah Bennett untuk mengubah hukum statistik Al-Aqsa.
Komite Eksekutif menekankan bahwa pemerintah pendudukan memiliki program yang bertujuan merebut tanah Palestina dan melakukan Yahudisasi Yerusalem.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Komite memperingatkan langkah pendudukan akan “mengubah konflik menjadi konflik agama,” dan pendudukan akan menanggung akibatnya.
Pernyataan menambahkan, Bennett telah menantang resolusi legitimasi internasional, dan pelanggaran terhadap hak historis dan agama rakyat Palestina.
Komite mendesak PBB untuk memikul tanggung jawabnya memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina, dan untuk menjaga kebebasan beribadah di tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem.
Komite Eksekutif meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera melindungi tempat-tempat suci, dan untuk menghentikan praktik rasis dan pelanggaran berulang hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)