Jenewa, MINA – Di tengah laporan lonjakan kasus di Eropa, Komite Khusus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai bertemu pada Kamis (23/6), untuk memutuskan apakah cacar monyet harus dinyatakan sebagai “darurat kesehatan masyarakat” global.
“Komite Darurat akan memberi tahu pimpinan WHO, tentang apakah peristiwa itu merupakan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC), tingkat siaga tertinggi WHO,” kata badan kesehatan PBB itu, Anadolu Agency melaporkan.
Sejak awal Mei, kasus cacar monyet telah dilaporkan dari negara-negara di mana penyakit ini tidak endemik, bersama dengan laporan yang terus berlanjut di beberapa negara endemik, menurut WHO.
WHO mengatakan, 2.746 kasus cacar monyet telah diidentifikasi pada 21 Juni di 29 negara dan wilayah di seluruh kawasan Eropa.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi dengan riwayat perjalanan melaporkan kunjungan ke negara-negara di Eropa dan Amerika Utara daripada Afrika Barat atau Tengah, di mana virus cacar monyet endemik.
Ini adalah pertama kalinya begitu banyak kasus dan klaster cacar monyet dilaporkan secara bersamaan di negara-negara non-endemik dan endemik, di wilayah geografis yang berbeda.
“Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini telah diidentifikasi melalui kesehatan seksual atau layanan kesehatan lainnya, di fasilitas perawatan kesehatan primer atau sekunder dan telah melibatkan, terutama tetapi tidak secara eksklusif, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki,” kata WHO.
“Ada sembilan komite darurat di bawah peraturan kesehatan internasional sejauh ini, termasuk dua yang sedang berlangsung tentang polio dan COVID-19,” kata WHO.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Cacar Monyet adalah orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip, tetapi tidak separah cacar.
Sementara cacar diberantas pada tahun 1980, cacar monyet terus terjadi di negara-negara di bagian tengah dan barat Afrika, menurut WHO. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan