Jakarta, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Komnas HAM bersama Tim 13 mengungkapkan bahwa kasus kelompok bersenjata Santoso berlatar belakang dendam dari pembantaian terhadap umat Islam di Poso, Sulawesi Tengah belasan tahun yang lalu.
Komisioner Komnas HAM Siane Indriyani mengungkapkan hasil temuan timnya di Poso bahwa akar masalah dengan kelompok Santoso atau kelompok Basri sebelumnya, adalah dendam dan ketidakadilan.
“Ada dendam terhadap orang-orang yang tidak tersentuh hukum. Faktor lainnya adalah kesenjangan ekonomi dan adanya korupsi,” kata Siane di gedung Komnas HAM saat konferensi pers Selasa (9/8), Jakarta.
Dendam itu berasal dari pembantaian di Pondok Pesantres Wali Songo saat konflik SARA meletus di sana pada 1998-2000.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Siane mengatakan bahwa timnya memiliki saksi hidup dari pembantaian yang dilakukan oleh milisi Kristen kala itu.
Ia menjelaskan, kelompok Santoso dan Basri sudah kehilangan kepercayaan terhadap aparat dan pemerintah.
“Santoso dan Basri adalah bagian dari tim evakuasi (Ponpes) Wali Songo yang banyak keluarganya dibunuh,” katanya.
Menurutnya, alasan kelompok Santoso tidak mau menyerahkan diri karena polisi selalu ingkar janji. Dijanjikan tidak disiksa setelah menyerah, tapi kemudian tetap disiksa.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
“Luka-luka itu bisa kita pahami jika terjadi pada kita,” tambah Siane. (L/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia