Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunikasi keluarga di Era Digital, oleh : Deni Rahman

Widi Kusnadi - Selasa, 9 Mei 2023 - 08:15 WIB

Selasa, 9 Mei 2023 - 08:15 WIB

9 Views

Deni Rahman, M.Kom, Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Al-Fatah, Bogor.

Komunikasi adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dilakukan oleh manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Dalam sebuah riset disebutkan, setiap harinya kegiatan manusia berkomunikasi sebanyak 80 persen.

Di era digital sekarang ini, kita merasakan banyak sekali perubahan positif maupun negatif yang terjadi seiring perkembangan teknologi informasi. Perubahan tersebut dapat kita saksikan sehari-hari, tidak terlepas juga dalam hal interaksi sosial baik di keluarga secara mikro maupun masyarakat secara makro.

Kenichi Ohmae (1995), dekan UCLA Luksin School of Public Affairs berpendapat, ada empat faktor yang memberikan pengaruh pada perubahan global yang terjadi saat ini, yaitu industri, investasi, individu dan informasi. Industri, khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi perantara terjadinya komunikasi global antar penjuru dunia. Globalisasi teknlogi komunikasi ini diikuti oleh moving investasi dari wilayah ke wilayah yang lain. Globalisasi ditandai pula adanya gerakan demografi dari wilayah satu ke wilayah yang lain, yang merupakan adanya globalisasi individu. Mobilitas demografi ini akan menimbulkan semakin tinggi kompetisi antara individu di masa depan dan akan adanya pengaruh terhadap keutuhan dan ketahanan keluarga.

Baca Juga: Palestina Pasca “Deklarasi Beijing”

Bahkan, ahli sosiologi keluarga, William F. Ogburn (1886-1959), sebelumnya telah memprediksi bahwa akan terjadi fenomena pergeseran sistem keluarga sebagai akibat perubahan teknologi. Dalam keluarga digital, interaksi dan komunikasi tatap muka kini diambil alih oleh komunikasi yang dimediasi oleh teknologi informasi, dan sedang berbenah dalam budaya virtual.

Dalam lingkup keluarga, diantara yang memprihatinkan dan seharusnya menjadi perhatian kita semua adalah bahwa tidak sedikit keluarga kini telah kehilangan dimensi fisik, karena telah tergantikan dengan dimensi virtual. Prakteknya, interaksi dan komunikasi tatap muka kini berubah menjadi komunikasi yang dimediasi oleh teknologi informasi.

Tantangan dan Peran keluarga Era digital

Era digital bak pisau bermata dua. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak buruk bagi penggunanya, terutama anak-anak. Secara grafis, sikap positif terhadap pembelajaran, peningkatan pengenalan alfabet, kemampuan membaca yang meningkat, dan pengembangan bahasa awal dan matematika yang lebih baik yang dikaitkan dengan penggunaan teknologi digital.

Baca Juga: Nobar Film Hayya, Solidaritas dari Ponpes Al-Fatah Lampung untuk Palestina

Secara kognitif, penggunaan digital tekologi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan visual dan mengembangkan keterampilan psikomotor.  Ada sebuah riset yang menyatakan, touch screen mememberikan dampak positif pada perkembangan motorik dan kognitif balita karena touch screen memberikan sesuatu apa yang mereka inginkan, suara yang menarik, gambar yang bisa berubah-ubah dan memberikan feedback yang dapat memberikan rasa kepuasan.

Di sisi lain, dampak seperti tumbuh kembang fisik, psikologis, dan sosial tidak dapat dielakkan jika terlalu banyak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan menggunakan teknologi digital.

Tentu, tidak hanya berlaku bagi anak-anak. Usia dewasa bahkan orang tua pun tidak serta merta terbebas dari dampak teknologi digital ini. Misal yang negatif seperti sikap anti sosial, individualisme, peluang tersebarnya hoax, dan sebagainya, disamping hal-hal positif seperti mempercepat komunikasi, mempermudah pekerjaan, dan sebagainya.

Oleh karenanya, keluarga memiliki peran penting dalam dinamika kehidupan seperti ini. maka penting bagi kita membina komunikasi yang baik, sehingga seluruh anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan.

Baca Juga: Selamat atas Rekonsilisasi Antar Faksi Palestina

Peran keluarga sangat dibutuhkan untuk memelihara komunikasi anggota keluarga satu sama lain. Adalah hal penting menjaga kesempatan yang berharga bagi keluarga dalam meluangkan waktu bersama, membentuk quality time, dan membangun komunikasi yang efektif, antara lain dengan penggunaan perangkat teknologi secara bijak.

Pengawasan, pendampingan, kreatifitas keluarga di rumah, peningkatan wawasan dan pemahaman penggunaan teknologi tentunya diperlukan sehingga anggota keluarga dapat mengerti dan mendapatkan manfaat yang positif dari dunia digital.

Komunikasi keluarga

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Komunikasi dalam interaksi keluarga penyampai pesan dapat bersumber dari ayah, ibu, orang tua, anak, suami, isteri, mertua, kakek, dan nenek. Begitupun sebagai penerima pesan. Pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, nasihat, petunjuk, pengarahan, atau meminta bantuan.

Baca Juga: Pengaruh Amal Saleh 

Komunikasi merupakan salah satu cara untuk membangun ikatan atau hubungan  dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga merupakan komunikasi yang unik. Komunikasi keluarga terjadi dalam keluarga melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat , sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda.

Komunikasi keluarga pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa adanya komunikasi, kehidupan keluarga akan sepi dari kegiatan berbicara, berdialog, dan bertukar pikiran. Kondisi tersebut akan mengakibatkan kerawanan hubungan antara anggota keluarga, oleh karena itu komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orang tua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga.

Kemajuan era digital memang ini tidak dapat dielakkan, namun Al-Qur’an telah memberikan rambu dan panduan bagaimana umat Islam menyikapniya. Diantaranya, kita diajarkan memiliki sifat-sifat ilmuwan dalam komunikasi, seperti berfikir kritis (QS Al Isra : 36), terbuka menerima kebenaran (QS Az-Zumar : 18), filtrasi dalam menerima informasi (QS Al-Hujurat : 6), menjunjung nilai kebenaran (QS Al-Ashr : 1-3), bijak menyikapi perbedaan (QS AL-Hujurat : 13),  dan banyak lagi pedoman lainnya.

Dengan merawat komunikasi dalam keluarga, diharapkan menjadi benteng pertahanan utama dari derasnya arus dampak negatif yang mungkin muncul. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi keluarga kita semua, memberikan keistiqomahan dalam berpegang teguh pada Iman Islam, dan mengumpulkan bersama keluarga kita di surga-Nya kelak. amiin ya Rabbal alamin.

Baca Juga: Deklarasi Beijing Untuk Rekonsiliasi Nasional Palestina

Wallahu a’lam bishowab. (A/Dn/P2)

Mi’raj News agency (MINA)

Baca Juga: Memahami Konsep Hijrah Zaman Now

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Kolom
Indonesia
Indonesia
Tausiyah
Kolom