Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas Muslim Indonesia di Jepang Berbagi Kasih di Bulan Ramadhan

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

14 Views

KMII mengadakan acara buka puasa bersama yang terbuka untuk umum, termasuk non-Muslim. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana memperkenalkan budaya dan tradisi Islam kepada masyarakat Jepang.​(Foto: Doc. KMII)

DI TENGAH gemerlap Tokyo yang tak pernah tidur, komunitas Muslim Indonesia di Jepang memperkenalkan Islam melalui aksi nyata yang menyentuh hati. Ikatan Perawat Muslim Indonesia (IPMI) dan Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) menggelar berbagai kegiatan sosial selama Ramadhan, menjadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk berbagi dan mempererat tali persaudaraan.​

Berbagi dengan Tunawisma Tokyo

sekelompok sukarelawan komunitas muslim di Jepang turun ke jalan membagikan ,makan dan perlengkapan dasar kepada para tunawisma di Tokyo.(Foto: KMII)

Sejak 2018, IPMI aktif mengadakan bakti sosial dengan membagikan makanan dan kebutuhan dasar kepada tunawisma di Tokyo. Kota metropolitan ini, meskipun dikenal dengan kemajuan teknologinya, masih menghadapi isu tunawisma. Pada Januari 2023, Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang melaporkan adanya 3.065 tunawisma, menurun 383 orang dari tahun sebelumnya.​

Irfan Muafif, Ketua Bidang Sosial IPMI, menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepedulian dan nilai-nilai Islam yang menekankan kasih sayang dan solidaritas.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Carolina, Gubernur Tetapkan Keadaan Darurat di 34 Daerah

“Kami ingin hadir dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang,” ujar Irfan kepada MINA dalam wawancara eksklusif secara virtual, Kamis (27/3).​

Pada Ramadhan kali ini, sekelompok sukarelawan turun ke jalan di tengah hujan untuk membagikan perlengkapan dasar seperti sikat gigi, cangkir, dan pemanas tangan kepada para tunawisma di Tokyo.

Sebagai bagian dari kegiatan ini, IPMI juga membagikan paket makanan halal kepada tunawisma. Upaya tersebut bukan sekadar bantuan sosial, tetapi juga bentuk syiar Islam untuk memperkenalkan makanan halal yang semakin diakui sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan di Jepang.

Aksi tersebut bukan sekadar kepedulian, tetapi juga bagian dari ajaran Islam untuk berbagi rezeki selama Ramadan melalui zakat dan sedekah.

Baca Juga: Usai Gempa, Pemerintah Myanmar Tetapkan Status Darurat di 6 Wilayah

Sementara Mohamad Yusuf yang merupakan pendiri IPMI, menyampaikan, pada awalnya, zakat yang dikumpulkan komunitas ini dikirimkan ke Indonesia untuk membantu mereka yang kurang mampu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka mulai mengalihkan perhatian ke dalam negeri Jepang.

“Kami tinggal dan bekerja di sini. Jika ada yang membutuhkan di sekitar kami, bukankah sudah seharusnya kami membantu mereka juga?” tambahnya.

Dalam semangat Ramadhan, komunitas Muslim Indonesia di Jepang tidak hanya menjalani ibadah puasa, tetapi juga berusaha menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat di sekitar mereka. Dari berbagi makanan hingga membangun dialog lintas budaya, mereka berharap dapat mempererat hubungan antara Muslim dan masyarakat Jepang secara lebih luas.

IPMI yang berdiri sejak 2015 lalu sendiri sebagian besar anggota dan pengurusnya dari tenaga kerja sektor kesehatan, termasuk perawat dan tenaga perawat lansia, yang datang ke Jepang melalui skema Economic Partnership Agreement (EPA). Program ini telah berlangsung selama 18 tahun, membawa ribuan tenaga kerja Indonesia yang kini tidak hanya bekerja tetapi juga membangun kehidupan baru di Jepang.

Baca Juga: Gempa Dahsyat Terjadi di Myanmar, Getarannya Hingga Negara Tetangga

Buka Puasa Bersama Merajut Kebersamaan

KMII, organisasi dakwah yang dipelopori oleh masyarakat Islam Indonesia di Jepang, mengadakan acara buka puasa bersama yang terbuka untuk umum, termasuk non-Muslim. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana memperkenalkan budaya dan tradisi Islam kepada masyarakat Jepang.​

Mohamad Yusup, yang kini sebagai Ketua Bidang Dakwah KMII, menekankan pentingnya dialog antarbudaya. “Melalui buka puasa bersama, kami berharap dapat membangun pemahaman dan menghormati perbedaan, serta memperkenalkan Islam sebagai agama yang membawa pesan damai,” tuturnya.​

Jumlah Muslim di Jepang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada Februari 2025, diperkirakan terdapat sekitar 230.000 Muslim di Jepang, atau 0,2 persen dari total populasi penduduknya. Komunitas Muslim Indonesia menjadi salah satu kelompok terbesar, dengan jumlah mencapai sekitar 180.000 orang pada Oktober 2024.

Baca Juga: Kemenag Rukyatul Hilal Sabtu, 29 Maret: Bukan Sekedar Melihat, Tapi Soal Pembuktian

Peningkatan tersebut mendorong berbagai inisiatif, seperti pendirian Halal International Trust Organization (HITO) oleh KMII dan KBRI Tokyo pada September 2024. HITO merupakan lembaga sertifikasi halal berbasis komunitas Muslim Indonesia pertama di Jepang, yang bertujuan memfasilitasi kebutuhan produk halal bagi Muslim di Jepang.

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh komunitas Muslim Indonesia di Jepang selama Ramadhan mencerminkan upaya nyata dalam memperkenalkan Islam sebagai agama yang penuh kasih dan peduli terhadap sesama. Melalui aksi-aksi ini, mereka berharap dapat membangun jembatan pemahaman dan harmoni antara komunitas Muslim dan masyarakat Jepang secara luas.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1446 Senin, 31 Maret

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Menlu Sugiono berbincang dengan tamu acara Pejambon Ifthar Ramadhan di Jakarta, Kamis (13/3/2025)
Indonesia
Khutbah Jumat
Indonesia
Kolom