London, MINA – Komunitas Muslim di seluruh Inggris, meningkatkan kewaspadaan atas keselamatan mereka di tengah serangan Islamofobia dan kerusuhan sayap kanan yang sedang berlangsung menyusul serangan penusukan di Southport yang menewaskan tiga orang perempuan.
Kelompok komunitas Muslim mendesak polisi untuk meningkatkan keamanan dan patroli di luar masjid, karena kelompok sayap kanan telah merencanakan sedikitnya 19 unjuk rasa di seluruh Inggris dalam beberapa hari mendatang.
Kerusuhan hebat telah terjadi di Southport, Manchester, dan London serta kota-kota lain setelah tiga perempuan itu ditikam di sebuah klub liburan anak-anak pekan lalu.
Remaja yang didakwa melakukan pembunuhan setelah penusukan itu telah diidentifikasi sebagai Axel Rudakubana.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Meskipun terdakwa berusia 17 tahun yang biasanya diberikan anonimitas, hakim pengadilan mengumumkan namanya ke publik karena berita palsu yang disebarkan oleh kelompok sayap kanan bahwa ia seorang Muslim dan karena ia akan berusia 18 tahun dalam enam hari.
Pada hari-hari setelah penusukan, kerusuhan menyebar di berbagai kota setelah misinformasi tersebar daring tentang identitas dan kewarganegaraan tersangka.
Masjid-masjid diserang secara agresif setelah kejadian itu, karena rumor palsu tentang identitas agamanya menyebar, meskipun hanya sedikit informasi yang diberikan tentangnya.
Akomodasi pencari suaka di Manchester dan Hampshire juga diserang oleh perusuh, yang meneriakkan slogan-slogan anti-migran dan menyerukan agar mereka dideportasi.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Menurut The Guardian, setidaknya ada 19 unjuk rasa sayap kanan yang direncanakan dalam beberapa hari mendatang di seluruh Inggris, banyak di antaranya dengan tajuk “cukup sudah” dan “lindungi anak-anak kita”.
Azhar Qayum, CEO LSM Muslim Engagement and Development (MEND) yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada The New Arab bahwa umat Islam sekarang merasa “sangat cemas”.
“Toko-toko dan rumah-rumah telah diserang dan umat Islam di seluruh negeri bertanya-tanya apakah giliran mereka selanjutnya,” katanya.
“Situasi ini muncul akibat penghujatan jangka panjang terhadap Islam dan Muslim. Hal ini telah terjadi selama beberapa dekade, tetapi kini lebih parah setelah kampanye pemilihan yang sangat Islamofobia, di mana anggota parlemen sayap kanan terpilih menjadi anggota DPR,” imbuhnya, sambil menyerukan tindakan yang lebih konkret.[]
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA