Gaza, MINA – Pada 28 Agustus, pengacara Gheed Qassem mengunjungi dr. Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Pasukan Israel menculiknya pada bulan Desember setelah ia menolak meninggalkan pasiennya. Ia kini ditahan di Penjara Ofer di Tepi Barat bersama keponakannya, Hussam Zaher.
Pengacara tersebut melaporkan kondisi yang memprihatinkan. Dr. Abu Safiya dan keponakannya hanya terpapar sinar matahari 30 menit setiap bulan. Keduanya menderita kudis, bisul, dan infeksi kulit yang parah. Mereka dipaksa mengenakan pakaian yang sama dan hanya diperbolehkan mandi selama dua menit pada kesempatan langka. Quds News melaporkan.
Kedua pria tersebut telah kehilangan sekitar sepertiga berat badannya. Dokter memperingatkan bahwa mereka sangat membutuhkan dokter kulit dan obat-obatan untuk mengobati infeksi.
Pada 24 Juni, penjaga Israel menyerbu sel penjara dr. Abu Safiya dengan senjata dan tongkat. Mereka memukulinya terus menerus selama 30 menit, terutama mengenai kepalanya. Kesehatannya menurun drastis sejak saat itu.
Baca Juga: Hamas Peringatkan Israel soal Masjid Al Aqsa
Sejak penangkapannya, berat badannya turun hampir 40 kilogram. Kerabat dan kelompok hak asasi manusia khawatir kondisinya akan memburuk tanpa perawatan medis yang mendesak.
Pasukan Israel menahan dr. Abu Safiya dalam penggerebekan mereka di Rumah Sakit Kamal Adwan pada bulan Desember 2023. Alih-alih diadili, tentara memindahkannya berdasarkan “Undang-Undang Pejuang Melanggar Hukum” Israel.
Undang-undang ini memungkinkan pihak berwenang untuk menahan tahanan selama enam bulan tanpa dakwaan, yang dapat diperpanjang tanpa batas waktu. Kasusnya didasarkan pada berkas intelijen rahasia yang tidak dapat diakses oleh pengacaranya.
Meskipun mengalami penyiksaan, dr. Abu Safiya mengirimkan pesan ketahanan.
Baca Juga: Lebih dari 1.100 Tentara Israel Diberhentikan karena Trauma
“Saya datang atas nama kemanusiaan, dan saya akan pergi atas nama kemanusiaan. Kami akan tetap di tanah kami dan terus memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, Insya Allah, bahkan dari tenda,” ujarnya.
Kelompok hak asasi manusia dan organisasi medis menuntut pembebasannya. Mereka menekankan bahwa menargetkan dokter melanggar hukum humaniter internasional.
Bagi Gaza, di mana rumah sakit sudah terancam runtuh akibat pemboman Israel, hilangnya dokter seperti dr. Abu Safiya memperparah krisis. Sejak awal genosida, Israel telah membunuh 1.411 tenaga medis dan menculik 362 lainnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 131 Jurnalis Israel Desak Hentikan Serangan terhadap Wartawan di Gaza