Jakarta, 5 Rajab 1437/13 April 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi mengatakan, intensifikasi komunikasi dengan otoritas Filipina terus dilakukan. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait di Indonesia juga terus dilakukan.
“Presiden dan Wakil Presiden RI memberikan perhatian yang besar terhadap upaya pembebasan ini. Presiden dan Wakil Presiden telah memberikan arahan mengenai perkuatan koordinasi,” lanjut Menlu.
Berdasarkan rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa, Menlu Retno telah menerima informasi dari Menlu Filipina mengenai adanya kontak senjata antara tentara Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Basilan, dan di dalam kontak senjata tersebut 18 tentara Filipina meninggal dunia dan 53 lainnya luka-luka.
Menlu Retno telah menyampaikan keprihatinan dan ucapan simpati dan duka cita kepada Pemerintah Filipina melalui Menlu Filipina. Dari informasi yang diperoleh sejauh ini dengan berbagai pihak, termasuk informasi terakhir dengan otoritas Filipina, sepuluh WNI tersebut tidak berada di wilayah Basilan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kontak terakhir Menlu lakukan pada pagi hari dengan Menlu Filipina dilakukan pada pukul 08.41 waktu setempat. Menlu memohon agar doa terus menerus dipanjatkan dari masyarakat Indonesia agar pembebasan sandera dapat berjalan dengan baik.
“Per informasi pukul 12.00 WIB siang (11/4), kami masih menerima informasi bahwa kondisi ABK dalam kondisi baik,” ungkap Menlu Retno.
Menyinggung tentang kapal Tongkang Anand 12 yang ditemukan di wilayah Malaysia, Menlu mendapat laporan dari KJRI Tawau bahwa pengurusan dokumen untuk pelepasan Kapal Tongkang Anand 12 masih terus dikoordinasikan dengan otoritas Malaysia.(T/P008/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat