Jakarta, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama (Penda) Badan Litbang dan Diklat Kemenag akan menggelar Konferensi Internasional Pendidikan dan Agama (International Conference on Religion and Education) Oktober mendatang.
Kepala Pusat Litbang Penda Amsal Bachtiar mengatakan, Kamis (15/8), konferensi ini menghadirkan sejumlah narasumber dalam dan luar negeri di antaranya Kepala Balitbangdiklat Abdurrahman Masud, Rektor Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) Komaruddin Hidayat, Prof. Hisyam Grissa dari Tunisia, dan cendekiawan muslim Prof. Azyumardi Azra dari Indonesia.
Menurutnya, sejauh ini Puslitbang Penda menggagas usaha hasil-hasil penelitian bisa dimasukkan dalam portal global bernama penyusunan prosiding terindeks global.
“Dengan bekerjasama dengan IIAST (International Institute for Advanced Science and Technologyc) yang dikelola dosen-dosen Fakultas Saintek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Puslitbang Penda menggagas sebanyak 80 paper untuk menjadi satu prosiding. Kegiatan ini merupakan modifikasi dari kegiatan internasional yang selama ini diselenggarakan Puslitbang Penda, yaitu Halaqah Ulama ASEAN,” ujar Kepala Pusat Litbang Penda.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Ia menjelaskan, agar kegiatan mendapatkan hasil yang lebih terukur, tidak sebatas rekomendasi dan seruan, maka event internasional ini dikemas antara silaturahmi perwakilan tokoh agama ASEAN, sekaligus pengumpulan paper tentang agama dan pendidikan.
Menurutnya, keraguan yang muncul di lingkungan peneliti adalah masalah kemampuan bahasa dan kegagapan dalam tehnologi terkait tuntutan semua proses yang menggunakan sistem online.
“Paper terindeks global memang menuntut tulisan harus berbahasa Inggris dan proses pengajuan makalah diajukan dengan membuka acount sendiri. Ini diperlukan karena korespondesi perbaikan naskah dilakukan melalui apa yang disebut fasilitator call for paper (easychair),” ujarnya.
“Semua hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di lingkungan Badan Litbang Kemenag ini sebaiknya minimal tersimpan dan terakses secara global. Dengan memasukkan naskah kita ke Easychair, semacam sistem OJS dalam penulisan jurnal, maka tulisan kita diperkenalkan kepada dunia akademis yang melakukan ekletisme keilmuan. Berapa triliyun uang sudah dihabiskan litbang kementerian, namun pengamanan laporan penelitian masih sangat manual yang tidak tahan lapuk dan serangan rayap,” tambahnya. (R/R10/P1)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)