Konferensi Internasional Umat Islam di Ankara Bahas Konflik Bangsa Muslim

Ankara, MINA – Lembaga think tank internasional , ESAM (Ekonomik ve Sosyal Araştırmalar Merkezi) kembali menyelenggarakan konferensi internasional dalam merespon permasalahan konflik yang menimpa bangsa-bangsa Muslim.

Beberapa puluh tahun terakhir umat menyaksikan berbagai konflik dan krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Iraq, Suriah, Palestina, Rohingya, Uighur dan Kashmir.

Melalui forum “28th International Congress of Muslim Communities Union”, ESAM mengumpulkan para tokoh politik, aktivis dan intelektual Muslim dari berbagai negara di Ankara pada Sabtu-Ahad (14-15/12).

Pertemuan yang mengangkat tema “Peace, Justice and Mercy for a New World” itu dihadiri pemimpin-pemimpin Muslim lintas negara yang turut memberikan pidatonya. Di antaranya adalah Dewan Penasehat Presiden Turki Bülent Arınç, Presiden Partai Saadet Turki Temel Karamollaoğlu, Juru Bicara Hamas Palestina Sami Abu Zuhri, Perdana Menteri Bangsamoro Haji Murat Ibrahim, dan Presiden Vatan Party Libya Abdulhakim Belhaj.

Presiden ESAM Recai Kutan dalam sambutannya mengatakan, kongres ini akan mengevaluasi situasi terkini dunia Islam. “Kita di sini akan bertukar pandangan tentang solusi bersama yang bisa dicapai dalam menyikapi perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia Islam,” kata Recai.

“Perdamaian, keadilan dan kasih sayang untuk dunia baru adalah tema yang akan kita angkat dan menjadi bahasan utama dalam pembahasan resolusi konflik. Tentu saja pertemuan ini adalah upaya untuk menjaga warisan intelektual dan perjuangan almarhum Perdana Menteri Necmettin Erbakan,” ungkapnya.

Sementara itu turut hadir perwakilan mahasiswa Indonesia yang diwakili oleh elemen PPI Turki dan Turki. Ketua PPI Turki, Darlis Azis berharap pertemuan tokoh Islam antar negara ini dapat melahirkan solusi konkret untuk masalah konflik dan isu kemanusiaan yang menimpa umat Islam.

“Dengan jumlah yang mencapai 25 persen dari populasi manusia di dunia seharusnya bangsa Muslim tidak boleh menjadi korban dari konflik dan krisis kemanusiaan. Kita berharap pertemuan ini akan menghasilkan resolusi yang dapat menjawab permasalahan tersebut,” kata Darlis.

Ketua Majelis Pertimbangan KAMMI Turki, Adhe Nuansa Wibisono juga mendorong agar inisiatif ESAM ini dapat didorong lebih jauh ke dalam level dialog antar negara Muslim.

“Konferensi ESAM ini adalah titik permulaan yang baik dalam upaya resolusi konflik, selanjutnya kita perlu mendorong agar isu dunia Islam ini bisa dibahas lebih jauh ke dalam level negara, pemerintah dengan pemerintah”.

“Saya pikir inisiatif Kuala Lumpur Summit yang disponsori oleh Presiden Erdogan, PM (Perdana Menteri) Mahathir Muhammad, dan PM Imran Khan akan menjadi tindak lanjut bagi konferensi ini (ESAM) dan akan memberikan dampak yang signifikan bagi dunia Islam,” tambahnya.

Konferensi internasional ini juga dihadiri perwakilan gerakan dan partai politik lintas negara yang juga menjadi pembicara dalam agenda tersebut. Diantaranya adalah representasi dari Jamaat Islami India, Tawhid and Islah Movement Maroko, North Iraq Islamic Movement, Partai Islam Malaysia, Partai Keadilan Sejahtera Indonesia dan Jamaat Islami Bangladesh.(L/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)