Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi Kelautan Internasional, Jokowi: Jangan Terlambat Berbuat untuk Laut

Nidiya Fitriyah - Senin, 29 Oktober 2018 - 19:13 WIB

Senin, 29 Oktober 2018 - 19:13 WIB

4 Views ㅤ

Bali, MINA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak agar jangan terlambat berbuat untuk laut. Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Kelautan Internasional/Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Senin (29/10).

Sebelumnya Jokowi juga menyampaikan, bahwa lebih dari 90% total volume perdagangan dunia dilakukan melalui laut. Lebih dari 40% nilai perdagangan dunia juga dilakukan melalui laut, dan 61% total hasil produksi minyak mentah dunia didistribusikan melalui laut. Demikian keterangan Sekretariat Kabinet RI memberitakan.

Selain itu, menurutnya,hampir setengah penduduk dunia, sekitar 3,2 miliar manusia hidup dalam radius 100 kilometer dari lautan. “Itulah gambaran pentingnya arti laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia.”

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari Sabtu Ini

Namun, lanjut Presiden Jokowi, kejahatan di laut semakin marak. Sekitar 26 juta ton ikan senilai 10-23 miliar dollar AS setiap tahun diambil secara ilegal.  

“Selain itu, ada perompakan, perdagangan manusia, penyelundupan obat-obatan, perbudakan, dan lain-lain. Juga ada tumpang tindih klaim maritim, yang jika tidak diselesaikan melalui negosiasi dan berdasar hukum internasional dapat mengancam stabilitas,” katanya. 

Sementara di sisi laut, Jokowi juga menyoroti kesehatan laut yang saat ini sangat memprihatinkan karena sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air laut, naiknya permukaan air laut, dan lain-lainnya.

Oleh karena itu, Presiden menyerukan adanya kerja sama dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan dan dunia dalam mengatasi masalah ini. “Kita membutuhkan kerja sama dari para pemangku kepentingan, kita membutuhkan kerja sama secara global,” tegasnya. 

Baca Juga: Cuaca Ektrem, Banda Aceh Terapkan KBM Secara Daring

“Kita memerlukan revolusi mental untuk menangani tantangan di laut dan mengelola laut secara berkesinambungan. OOC harus menjadi motor penggerak revolusi mental global untuk merawat laut,” jelasnya.(T/R04/B05) 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Prediksi BMKG, Puncak Musim Hujan di Jambi November Mendatang

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia