Istanbul, MINA – Sekretariat Konferensi Rakyat untuk warga Palestina di luar negeri (sebuah organisasi masyarakat sipil internasional), menyerukan kepada seluruh komponen rakyat Palestina, seluruh kekuatan dan faksinya, untuk mengingkari Perjanjian Oslo dan dampak buruknya.
Sekretariat juga menyerukan untuk terus menghadapi dan melawan pendudukan dengan segaka cara yang dijamin oleh hukum internasional dan hukum lainnya.
Media Quds Press pada Ahad (17/9) juga mengutip Sekretariat Konfrensi Rakyat yang menegaskan dalam pernyataan terakhir pada pertemuannya yang ke-8, yang diadakan selama dua hari di Istanbul, yang bertajuk “Tahanan Kami, Simbol Kebanggaan Kami,” bahwa Perjanjian Oslo “merupakan bencana baru bagi rakyat kami, dan bencana yang ditimbulkannya terhadap perjuangan Palestina.”
Pada konferensi tersebut, Sekretariat Jenderal juga membahas ancaman terhadap kota Yerusalem, penyitaan tanah, pembongkaran rumah, dan serangan terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Selanjutnya menyerukan kekuatan seluruh komponen bangsa untuk berdiri bersama rakyat Yerusalem dalam pertempuran untuk mempertahankan diri, kesucian, dan untuk mendukungnya dalam segala bentuk yang diperlukan.
Pertemuan tersebut membahas keputusan sewenang-wenang pendudukan yang baru-baru ini diterapkan terhadap para tahanan, termasuk penolakan terang-terangan terhadap hak asasi mereka yang paling mendasar.
Hal itu membuat kondisi penahanan mereka menjadi sangat keras dan melanggar semua hukum internasional yang mengatur hak-hak para tahanan. Faksi Aksi Nasional menuntut agar mereka mengadopsi tuntutan gerakan tahanan.
Sekretariat Jenderal mengecam keras apa yang terjadi di wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948, termasuk berlanjutnya serangkaian kekerasan berdarah jauh di dalam wilayah Palestina, yang dipicu oleh pendudukan dan institusi keamanannya.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Sekretariat Jenderal meninjau usaha dan tindakan rakyat Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dan konfrontasi mereka terhadap pendudukan dengan seluruh tekad, kekuatan dan kemampuan mereka, dan berupaya untuk mendukung dan memperkuat upaya ketabahan mereka.
Konferensi ini juga membahas apa yang terjadi di ibu kota suaka Palestina (kamp Ain al-Hilweh) di Lebanon, dan apa yang sedang terjadi pada rencana sistematis yang bertujuan untuk membatalkan hak untuk kembali, melucuti kamp-kamp tersebut, dan mengosongkan kamp-kamp tersebut dari para pengungsi Palestina.
Konferensi tersebut menekankan perlunya membangun gencatan senjata yang komprehensif dan permanen di kamp tersebut, dan tidak melakukan pertempuran lagi, menyerukan untuk memfasilitasi kembalinya para pengungsi, dan melakukan segala upaya untuk meringankan penderitaan para penghuni kamp.
Konferensi tersebut mengumumkan peluncuran kampanye penggalangan dana untuk memberikan bantuan darurat kepada penduduk kamp dan mereka yang mengungsi ke daerah lain.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Sebagai informasi, pada Jumat (15/9) pertemuan Sekretariat Jenderal kedelapan Konferensi Rakyat untuk Warga Palestina di Luar Negeri dimulai, bertajuk “Tahanan Kami, Simbol Kebanggaan Kami,” di Istanbul, Turki.
Konferensi Rakyat untuk Warga Palestina di Luar Negeri, adalah sebuah kelompok yang didirikan bersama oleh warga Palestina dari berbagai negara di dunia. Peluncurannya diumumkan pada Februari 2017 di Turki, dan berkantor pusat di Beirut, menurut situs resminya. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan