Baghdad, MINA – Ketegangan di Irak dan Libya memicu harga minyak dunia naik pada sesi Senin (20/1). Market Watch melaporkan.
Minyak mentah berjangka di West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari AS: CLF20 naik 59 sen, atau 1%, menjadi $ 59,17 per barel.
Minyak Brent, patokan internasional, diperdagangkan seperti biasa. Maret Minyak berjangka Brent BRNH20, + 0,03% naik 65 sen, atau 1%, menjadi $ 65,50 per barel.
Kenaikan harga dipicu karena ladang minyak terbesar di Libya menutup produksi setelah angkatan bersenjata memutuskan jalur pipa dan memblokir ekspor.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Produksi 1,2 juta barel per hari telah lumpuh total setelah pasukan yang setia kepada Khalifa Haftar menutup satu saluran pipa. Sekitar 800 ribu barel per hari dari angka itu telah dikeluarkan, meskipun bisa lebih tinggi,” kata Neil Wilson, pengamat pasar minyak dunia.
Sementara itu di Irak, penjaga keamanan memaksa penghentian pekerjaan di ladang minyak.
“Ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa keresahan umum di Irak, produsen nomor dua OPEC, dapat memicu gangguan pasokan yang lebih luas. Apalagi jika aksi massa melihat ladang minyak,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar Asia di AxiTrader.
Namun dia mengatakan, harga kemungkinan akan tetap dibatasi, “mengingat sifat reaktif pasar biasanya dapat segera mengantisipasi risiko geopolitik dengan cepat.”
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Wilson menambahkan bahwa setiap kapasitas cadangan kemungkinan akan diambil oleh Organisasi anggota Negara Pengekspor Minyak lainnya.
Para pemimpin global yang berkumpul di Berlin pada Ahad (19/1) sepakat untuk menghormati embargo senjata di Libya dalam upaya untuk memaksa pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata penuh.
Negara ini telah turun lebih jauh ke dalam kekacauan sejak diktator lama Moammar Gadhafi digulingkan dan dibunuh pada tahun 2011. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon