Mersin, 28 Safar 1436/21 Desember 2014 (MINA) – Konflik yang berlarut di Suriah berefek pada melonjaknya para pelaku bisnis di Turki yang dilakukan oleh para pengungsi Suriah.
“Kami sedang berusaha membangun usaha di sini. Saya senang saya dapat melanjutkan bisnis saya di Turki,” kata Mamun Fakri (32) dari Idlib, Suriah.
Selama dua tahun terakhir, Fakri telah menjalankan bisnis rotinya di kota selatan Turki, Mersin, sekitar 300 kilometer dari perbatasan Suriah, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Fakri adalah salah satu dari lebih 300 warga Suriah yang berbisnis di kota pelabuhan Mediterania itu, di mana jumlah bisnis milik warga Suriah meningkat dari 33 pengusaha pada tahun 2011.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut data dari Serikat Dagang dan Bursa Komoditi Turki, lebih 26 persen perusahaan baru dirintis di Turki oleh warga Suriah dalam 11 bulan pertama tahun ini.
Menurut data, lebih 53.329 perusahaan baru atau asosiasi dimulai di Turki dalam sebelas bulan pertama tahun ini, 4.249 perusahaan bermitra dengan asing.
Sebanyak 1.122, lebih 26 persen dari total, perusahaan asing yang bermitra didirikan langsung oleh warga Suriah atau sebagai mitra dengan pengusaha lokal.
Dari total jumlah perusahaan asing yang didanai pada bulan November, 118 dilakukan warga Suriah, 36 oleh Iran, dan 23 warga Irak.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Warga Jerman mengikuti warga Suriah, berinvestasi dalam 281 perusahaan baru yang didirikan di Turki, sementara perusahaan Irak berada di peringkat ketiga dengan 248 investasi baru.
Muhammad Shreem dari Aleppo, salah satu dari ribuan warga Suriah yang telah melarikan diri dari negaranya yang dilanda perang.
Shreem berusaha beradaptasi dengan kehidupan bisnis di Turki, yang saat ini menjadi tuan rumah sekitar 1,6 juta warga Suriah, menurut angka PBB.
“Kami memiliki perusahaan keluarga di bidang impor dan ekspor di Aleppo. Kami telah membuka sebuah perusahaan baru di Mersin, di mana keluarga kami tinggal. Kami ekspor bahan bangunan dan alat tulis dari Turki ke Alleppo, salah satu kota terbesar di Suriah dan Idlib provinsi di barat laut Suriah,” kata Shreem (43) yang telah berbisnis di Mersin selama dua tahun.(T/P001/R03)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng