Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Arina Islami Editor : Arif R - 22 menit yang lalu

22 menit yang lalu

7 Views

Kelompok bersenjata anti-rezim Bashar Al-Assad dilaporkan mulai memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah pada Sabtu (7/12/2024). Kelompok itu memasuki wilayah Damaskus tengah seiring keberhasilan mereka merebut pusat kota Quneitra di barat daya Suriah, demikian menurut sumber setempat. (Foto: Anadolu)

Jakarta, MINA – Presidium Aqsa Working Group (AWG) Rifa Berliana Arifin mengingatkan umat Islam untuk tidak terburu-buru berpihak pada satu kelompok dalam konflik di Suriah saat ini, apalagi jika inti persoalannya belum dipahami dengan benar.

“Jangan sampai kita merayakan sesuatu yang tidak kita pahami dengan benar,” kata Rifa dalam Webinar AWG “Krisis Politik di Suriah dan Dampaknha bagi Palestina” di kanal YouTube Al Jamaah TV pada Kamis malam (12/12).

Terkait soal hubungan tumbangnya kepemimpinan Bashar Al-Assad di Suriah dengan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina, Rifa menilai belum ada tanda-tanda ke arah sana.

Rifa yang juga Redaktur Bahasa Arab di Kantor Berita MINA, menyoroti pernyataan-pernyataan Muhammad al-Julani, pemimpin kelompok oposisi yang menggulingkan rezim Al-Assad, yang tidak pernah menyinggung soal Palestina.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Kita melihat apa yang disampaikan Muhammad al-Julani sejak awal, sejak tiga empat hari lalu dia tidak pernah menyinggung Masjid Al-Aqsa dan Palestina secara vebal. Tidak pernah keluar statement setelah berhasil menggulingkan Al-Assad, ia juga akan membantai, menghabisi Israel yang sudah setahun lebih melakukan genosida di Gaza,” ujar Rifa.

“Malah yang kita dengar pidato-pidatonya yang ditujukan kepada negara-negara Barat menyatakan bahwa Suriah akan bisa bekerja sama. Nah ini dia sedang menenangkan siapa dan untuk siapa? Itu pertanyaannya. Sehingga kita perlu berhati-hati mengikuti media-media yang berbeda-beda framing-nya. Ada yang menyebut pemberontak ada pula yang menyebut sebagai pejuang,” tambah Dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Rifa menyampaikan hal itu sekaligus menyoroti fenomena warganet di media sosial yang menilai bahwa jatuhnya rezim Al-Assad sebagai tanda kebebasan Masjid Al-Aqsa akan segera tiba. Bahkan sebagian menyebut, kelompok Mohammed al-Julani adalah pejuang dengan merujuk dalil-dalil tekstual.

Jika dikaitkan dengan Palestina, kata Rifa, sepertinya apa yang terjadi di Suriah saat ini belum bisa berdampak untuk gencatan senjata di Gaza.

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Meski demikian, ia berharap, Suriah yang saat ini dipimpin oleh al-Julani bisa lebih bijak dalam mendukung pembebasan Masjid Al-Aqsa.

“Mudah-mudahan al-Julani setelah mendapatkan semuanya menggantikan Bashar Al-Assad, ia bisa lebih bijak mendukung pembebasan Masjid Al-Aqsa,” tuturnya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Sosok
Eropa