
Ilustrasi: militer Arab Saudi. (Foto: dok. Democracy Now)
Pentagon, 17 Rabiul Awwal 1438/17 Desember 2016 (MINA) – Amerika Serikat (AS) menyatakan akan membatasi penjualan senjata kepada Arab Saudi di tengah keprihatinan berjatuhannya korban akibat serangan-serangan udara di Yaman.
Petunjuk-petunjuk rinci tentang beragam senjata tak akan lagi diberikan, kata seorang pejabat Pentagon, awal pekan ini di Pentagon.
Pemerintah Presiden Barack Obama menyebutkan, mereka prihatin atas “kerusakan-kerusakan” akibat serangan-serangan udara yang menargetkan di Yaman.
Baca Juga: Presiden: Iran Tidak Akan Mundur dengan Pencapaian Nuklirnya dan Tolak Ancaman AS
Bulan Oktober lalu, lebih dari 140 orang tewas dalam suatu serangan pada sebuah pemakaman di negara itu.
Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang berusaha mendukung pemerintah terpilih dan melawan para oposisi Houthi yang didukung Iran, telah menyalahkan kematian orang-orang itu pada serangan tersebut.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price kemudian memperingatkan Arab Saudi bahwa kerjasama keamanan dengan AS “bukan sebuah kekuasaan penuh”.
Tetapi pada saat beberapa penjual senjata menimbang-nimbang kembali, AS mengatakan akan terus memberikan bantuan intelejen untuk keamanan perbatasan, kepada Arab Saudi.
Baca Juga: Militer Yaman Tembak Pesawat Nirawak Canggih AS dengan Rudal Lokal
AS juga akan memberikan pelatihan bagi pilot-pilot yang terlibat dalam kampanye udara yang dipimpin Arab Saudi, untuk sebisa mungkin menghindari jatuhnya korban sipil, kata pejabat Pentagon tersebut kepada BBC News yang dikutip MINA.
Kontrak-kontrak lainnya diperkirakan terus berlanjut seperti transaksi bernilai lebih dari 3 miliar dolar untuk pasokan helikopter-helikopter militer.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi sedang memerangi gerakan pemberontak Houthi di Yaman.
Ribuan warga sipil tewas dan hampir tiga juta orang telah kehilangan tempat tinggalnya di negara yang mejadi salah satu wilayah termiskin, sejak perang meletus tahun 2014.
Baca Juga: Mesin Perang AS Serang Yaman dengan 22 Serangan Baru
Kelompok Houthi menguasai ibukota Sanaa, memaksa pemerintahan Abd-rabbuh Mansour Hadi melarikan diri. Sejumlah menteri telah kembali ke Kota Aden.
Arab Saudi telah membantah menyebabkan kematian sejumlah besar warga sipil, dengan mengatakan dia melakukan semua upaya untuk menghindarkan target serangan terhadap penduduk sipil. (R01/P001)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Sementara Visa Sejumlah Negara, Termasuk Indonesia