Washington, MINA – Tekanan internal telah meningkat pada pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk campur tangan mencegah Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat awal bulan depan.
Sebuah petisi mulai ditandatangani oleh anggota-anggota Kongres, lembaga perwakilan rakyat AS, Selasa (30/6) yang memperingatkan Israel untuk tidak menjadi negara apartheid, dan jika melakukan implementasi bagian dari Tepi Barat pada awal bulan depan, anggota Kongres akan berusaha untuk mengurangi bantuan tahunan sebesar AS$ 3,8 miliar pada Israel, lapor Wafa yang dikutip MINA.
Sejalan dengan komitmennya terhadap hak asasi manusia di Palestina, Kongres AS akan berusaha untuk mengurangi jumlah bantuan termasuk bantuan militer.
Surat salinan yang telah didapat media Wafa, telah beredar di Kongres untuk mendapatkan tanda tangan dan telah ditandatangani oleh lima anggota: Rachida Tlaib, Alexandre Kurtz, Elhan Omar, Pamela Jayapal dan Pete McCaulim.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Puluhan anggota Kongres diperkirakan akan menandatanganinya, karena kontak yang luas sedang dilakukan untuk memastikan mereka menandatanganinya.
Petisi tersebut ditujukan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Petisi itu memperingatkan, niat Perdana Menteri Israel Netanyahu yang menyatakan untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat akan mengubah Israel menjadi negara apartheid, yang akan mendorong para penandatangan untuk menempatkan pembatasan pada bantuan militer AS ke Israel dengan mewajibkan pemerintahnya untuk menghormati hak asasi manusia di Palestina. Sementara juga akan mengurangi apa yang dibelanjakan pemerintah Israel pada permukiman tersebut.
Ini menunjukkan jika tetap melakukan aneksasi kemungkinan akan membahayakan bagi warga Palestina dan Israel untuk hidup berdampingan secara adil dan setara serta bermartabat.
Petisi meminta Departemen Luar Negeri AS untuk mengambil langkah-langkah segera guna mencegah pelaksanaan aneksasi oleh Pemerintah Israel, mengingat penerapan aneksasi akan membahayakan hubungan AS-Israel dan AS-Palestina selama beberapa dekade mendatang.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Petisi itu menunjukkan, pelaksanaan aneksasi terjadi tanpa persetujuan dari Palestina, yang telah menyatakan penolakan terhadap rencana tersebut, kurangnya negosiasi atas rencana tersebut, dan karena tidak memberi Palestina hak-hak yang ditentukan oleh hukum dan legitimasi internasional.
Petisi ini didasarkan perkiraan bahwa aneksasi akan mengarah pada maraknya gelombang kekerasan terhadap warga Palestina dan ancaman deportasi massal tanah sendiri, pembatasan pergerakan, perluasan pemukiman, pembongkaran rumah, dan mencegah Palestina mengendalikan sumber daya alam mereka.
Petisi ini datang dengan dukungan 189 anggota kongres yang menandatangani surat yang ditujukan kepada pemerintah Israel yang mengkritik upayanya mencaplok bagian-bagian Tepi Barat.
Petisi juga dihubungkan dengan pesan lain yang ditandatangani oleh 129 organisasi Amerika yang menyerukan kandidat presiden AS Joe Biden untuk mengumumkan posisi yang jelas menentang aneksasi tanah Tepi Barat, dan memintanya menjatuhkan sanksi terhadap Israel nanti. (T/B04/P1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)