London, MINA – Kongres Media Global (GMC), bermitra dengan Kantor Berita Emirat (WAM) dan wadah pemikir trans-Atlantik terkemuka Henry Jackson Society, Senin (20/3), meluncurkan Buku Putih (White Paper) baru tentang masa depan industri media di sebuah acara eksklusif di Westminster, London, Inggris.
Acara peluncuran tersebut mengumpulkan lebih dari 60 pemimpin media, anggota parlemen, akademisi, dan tokoh lainnya dari seluruh industri dengan tema “Membangun organisasi media yang tangguh di era disinformasi,” WAM melaporkannya.
Sorotan pagi itu adalah diskusi panel terbuka yang menampilkan Mohammed Jalal Al Rayssi, Direktur Jenderal WAM; Lord Bethell, Mantan Wakil Sekretaris Negara Parlemen; dan Chiyo Robertson, Editor Bisnis Senior. Percakapan tersebut dimoderatori dengan ahli oleh Direktur Riset Henry Jackson Society, mantan jurnalis Marc Sidwell.
Direktur Jenderal WAM, Mohammed Jalal Al Rayssi mengatakan, dalam menghadapi tantangan transnasional mendasar – tidak terkecuali penguatan informasi palsu – peran dan tempat media berada di bawah pengawasan. Tetapi sentralitas dan kepentingannya bagi masyarakat tidak pernah sekuat ini.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Saya berharap Buku Putih ini akan berfungsi sebagai titik acuan bagi industri media global saat kita bekerja sama untuk melakukan reformasi berkelanjutan di masa depan. Ini adalah sesuatu yang ingin kami perbarui dan terbitkan setiap tahun,” kata Jalal Al Rayssi.
Penerbitan White Paper ini mengikuti kesimpulan dari Kongres Media Global perdana di Abu Dhabi November lalu. Diselenggarakan oleh WAM bekerja sama dengan ADNEC Group, acara baru yang sangat sukses untuk industri media ini mengumpulkan 14.000 pakar dan pengunjung selama tiga hari. Persiapan untuk edisi keduanya pada November 2023 sudah semakin cepat.
Fitur utama Kongres Media Global adalah Media Future Labs, serangkaian diskusi meja bundar tanpa larangan yang dipimpin oleh mereka yang membentuk masa depan industri media.
Dari diskusi itulah Buku Putih baru ini dikembangkan. Ini menyajikan delapan perspektif berbeda tentang pertanyaan mendasar seputar ketahanan organisasi berita di era perubahan teknologi yang bergerak cepat dan penyebaran disinformasi.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Tema sentral yang dieksplorasi meliputi literasi media, dampak teknologi baru seperti kecerdasan buatan, permintaan akan berita yang berpusat pada orang, pertumbuhan metaverse, dan kebiasaan konsumsi Gen Z. White Paper juga mencakup empat wawasan ahli dari praktisi media terkemuka.(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)