Washington, 23 Dzulqa’dah 1435/18 September 2014 (MINA) – Legislator Amerika Serikat (AS) memutuskan mengotorisasi pelatihan dan mempersenjatai oposisi Suriah untuk memerangi pejuang Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) atau ISIS, kelompok bersenjata yang kini mengontrol sebagian besar Irak dan Suriah.
Kongres AS pada hari Rabu dengan suara 273-156, menyetujui rencana Presiden Barack Obama untuk melatih dan mempersenjatai oposisi Suriah, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Beberapa politikus Demokrat mengatakan langkah itu bisa membuka pintu intervensi militer penuh Amerika di Timur Tengah.
Langkah ini tertuang dalam RUU anggaran belanja yang diharapkan lulus di Kongres pada hari itu juga.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
RUU harus disahkan oleh Senat sebelum dikirim ke Obama untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Obama telah menekan Kongres agar memberikan dia perlindungan politik untuk memulai aksi militer di Suriah terhadap kelompok ISIS, meskipun Gedung Putih dan banyak politisi percaya dia memiliki kewenangan konstitusional untuk meluncurkan serangan udara di Suriah, seperti yang telah dilakukan di Irak untuk melindungi kepentingan keamanan nasional AS.
Ketua Kongres, John Boehner memuji pemungutan suara sebagai langkah awal yang penting ke depan dalam menghancurkan ISIS.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, William Fallon, mantan Laksamana dan Komandan Komando Pusat AS mengatakan, kerja Obama melawan ISIS membutuhkan sekutu lebih untuk bergabung dalam serangan udara.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Pemerintahan Obama akan berusaha keras bahwa ada 40 negara lain yang mengambil bagian dalam usaha itu, tapi hanya dua negara lain yang memiliki pesawat di langit Irak,” kata Fallon. “Banyak kritikus mengatakan, agar strategi ini bekerja, negara-negara Arab harus berkontribusi pada upaya militer.” (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan