Sariyer, 14 Syawal 1436/30 Juli 2015 – Rekonstruksi ruangan sholat di dalam Istana Rumeli di Istanbul, Turki, telah rampung, setelah bangunan yang didirikan pada 1452 di masa Ottoman itu beberapa kali berubah fungsi dari fungsi awal sebagai masjid.
Proyek ini sempat menimbulkan perselisihan dengan komunitas warisan budaya dan situs bersejarah, sampai akhirnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tahun 2014 lalu mengambilalih prokontra ini dan memerintahkan pembangunan kembali ruang sholat di bangunan itu.
Ruangan sholat yang diberi nama Boğazkesen Fetih itu akan dibuka kepada umum pada Agustus mendatang.
Pembangunan ruangan tersebut memakan biaya hingga 1,5 juta Lira Turki Baru (setara Rp7,3 miliar).
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Menilik sejarah, Rumeli yang dibangun Ottoman Sultan Mehmet pada 1452 juga pernah memiliki ruangan ibadah bagi umat Islam, yakni Mesjid Boğazkesen. Namun, pada abad ke-18, mesjid itu diruntuhkan, kecuali menaranya.
Setelah Celal Bayar terpilih menjadi presiden ketiga Turki pada 1950, Rumeli direkonstruksi. Seiring dengan waktu, Istana Rumeli beralih fungsi menjadi teater terbuka dan panggung konser pada 1980-an. Rumeli terakhir dipakai menjadi tempat manggung pada 2008.
Dewan Regional Nomor Tiga Istanbul untuk Warisan Budaya dan Alam mengambil alih pelestarian sisa mesjid di Rumeli pada 2009. Namun, pemerintah Kotamadya Istanbul juga memiliki izin untuk merekonstruksi ruangan itu.
Pada 2014, pemerintah membuka proyek pembangunan tempat ibadah di Rumeli. Pro-kontra pun muncul hingga mengundang perhatian Presiden Recep Tayyip Erdogan. “Rumeli sebelumnya memang menjadi tempat ibadah,” kata Erdogan seperti dilaporkan Hurriyetdaily, dikutip Mi’raj Islamic News Agency. (T/P020/P2)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris