Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KontraS Aceh Minta Pemerintah Bangun Monumen Habibie

Admin - Senin, 16 September 2019 - 14:59 WIB

Senin, 16 September 2019 - 14:59 WIB

8 Views ㅤ

Banda Aceh, MINA – Wafatnya Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie pada 11 September 2019 lalu di Jakarta, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Aceh.

Bagi masyarakat Aceh, Habibie tentu bukan hanya sebagai presiden di masa transisi tahun 1998. Satu setengah tahun tahun menduduki jabatan sebagai orang nomor satu Indonesia itu justru membuka semangat baru bagi masyarakat Aceh.

Habibie mencabut status Daerah Oprasi Militer (DOM) serta mengesahkan Undang-undang no 44 tahun 1999 tentang penyelenggaraan keistimewaan provinsi daerah istimewa Aceh, cikal bakal Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) saat ini.

Hendra Saputra, Koordinator KontraS Aceh, menyebutkan, tahun 1999, Habibie menyempatkan datang ke Aceh, meski disambut dengan demo mahasiswa saat itu, tetapi di depan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Habibie meminta maaf kepada masyarakat Aceh, atas apa yang sudah dilakukan Indonesia kepada Aceh saat itu.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini

Atas jasanya itu, KontraS Aceh berinisiasi membangun monumen Habibie di Aceh, sebagai penghargaan atas jasanya selama ini terhadap Aceh.

“Habibie punya jasa terhadap Aceh, monumen salah satu bentuk apresiasi kita terhadap jasa Habibie ke Aceh,” sebut Hendra, Sabtu (14/9).

Menurut Hendra, monumen dibangun bisa dalam bentuk apa pun, bisa dalam bentuk nama jalan, bangunan atau museum. Monumen juga bisa saja dibangun oleh pemerintah dan juga elemen masyarakat sipil.

“Seperti yang dilakukan kawan-kawan Munir di Malang, mereka membuat satu spot yang menceritakan tentang Munir dan Aceh, hal itu yang kita dorong untuk mengenang Habibie di Aceh,” ungkap Hendra.

Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah

Sementara itu, Koalisi NGO HAM sepakat membangun monumen sebagai bentuk penghargaan masyarakat Aceh terhadap hilangnya darah dan pelanggaran HAM di Aceh, yang dihentikan Habibie.

Aceh harus memberikan tanda jasa dalam bentuk apa pun kepada Presiden ke-3 itu,” kata kuasa hukum Koalisi NGO HAM Reza Maulana.

Monumen Habibie dirasa penting untuk dibangun di Aceh, sebagai pengingat sekaligus memberikan pelajaran kepada publik tentang bagaimana perlakuan Habibie terhadap Aceh. (T/Ap/RI-1)

 

Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia