Chicago, MINA – Konvensi Tahunan Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA) ke-60 yang berlangsung di Chicago, 2 September 2023, membahas masalah Kashmir, Palestina dan Rohingya.
Dr. Ghulam Nabi Mir, Presiden Forum Kesadaran Kashmir Dunia dan Ketua Koalisi Global Kashmir, salah satu narasumber Konvensi mengatakan, masyarakat Kashmir memiliki sejarah perselisihan, invasi dan pendudukan asing seperti negara-negara lain di dunia.
Hal ini terjadi hingga tahun 1947 ketika Kerajaan Inggris membebaskan Asia Selatan, ujar Mir.
“Beberapa kurun waktu berikutnya, pemerintah India yang kemudian menguasai wilayah Kashmir, menggunakan teknik-teknik keras, termasuk serangan terhadap ruang-ruang Muslim, seperti penindasan terhadap institusi pendidikan dan keagamaan, serta dana abadi dan tempat ibadah,” lanjut Dr. Mir, seperti dilaporkan Pakistan Observer, Selasa (5/9).
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
Ribuan warga sipil Kashmir yang tidak bersalah dari segala usia telah dipenjara selama beberapa waktu di penjara-penjara India selama tujuh dekade terakhir, dimulai pada tahun 1947, imbuhnya.
Mir menambahkan, sejak tahun 2014, Narendra Modi, dalang Pembantaian Muslim Gujarat tahun 2004, naik ke tampuk kekuasaan di New Delhi. Seolah-olah Hitler dilahirkan kembali, kali ini di India, ujarnya.
Pada bulan Agustus 2019, Modi mencabut status semi-otonom Kashmir dan memberlakukan pemutusan media dan internet di wilayah bagian tersebut.
Selain itu, India membangun militer besar-besaran di wilayah tersebut, ditambah dengan penutupan wilayah dan jam malam di lembah tersebut untuk memutus akses secara virtual dan fisik ke seluruh dunia. Ribuan tentara tambahan India dikerahkan, ziarah besar Hindu dibatalkan, sekolah dan perguruan tinggi ditutup, wisatawan diperintahkan untuk pergi, layanan telepon dan internet ditangguhkan dan ribuan pemuda serta pemimpin perlawanan dan aktivis ditahan.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata
BJP juga ingin mengubah karakter demografi wilayah mayoritas Muslim dengan mengizinkan warga non-Kashmir membeli tanah di sana, imbuhnya.
Pembicara lainnya adalah Dr. Miko Peled, penulis dan aktivis hak asasi manusia, lahir dan besar di Yerusalem.
Peled menyerukan keadilan di Palestina, dan penciptaan demokrasi dengan hak yang sama di seluruh sejarah Palestina.
Dr. Ghulam Nabi Fai, Sekretaris Jenderal Forum Kesadaran Kashmir Dunia mengatakan bahwa genosida Kashmir, Palestina dan Rohingya adalah tiga hal yang perlu menjadi perhatian semua. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Breaking News: Israel Hezbollah Sepakati Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)