Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konvoi Solidaritas Gaza Kembali ke Tunisia Setelah Pembebasan Seluruh Anggota

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 49 detik yang lalu

49 detik yang lalu

0 Views

Tunis, MINA – Konvoi solidaritas Maghreb bertajuk “Sumud”, yang berarti “keteguhan” dalam bahasa Arab, mengumumkan pada Rabu (18/6) telah kembali ke Tunisia setelah otoritas Libya timur membebaskan anggota terakhir yang sebelumnya ditahan.

Juru bicara konvoi, Nabil al-Shunufi, mengatakan kepada Anadolu Agency melalui sambungan telepon bahwa rombongan telah meninggalkan kota Zliten, Libya, dan kini sedang dalam perjalanan pulang menuju Tunisia. “Anggota terakhir yang ditahan dibebaskan pagi ini oleh pihak berwenang Libya timur,” ujarnya.

Sebelumnya, konvoi menyatakan tidak akan meninggalkan wilayah Libya hingga semua peserta yang ditahan dibebaskan. Tiga aktivis asal Libya sempat ditahan oleh pemerintah yang berafiliasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Libya yang berbasis di timur. Pembebasan mereka dikonfirmasi oleh al-Shunufi, yang menegaskan bahwa keberangkatan konvoi dari Libya bersyarat pada kembalinya seluruh anggota yang ditahan, pesan yang telah disampaikan kepada seluruh mediator.

Konvoi sebelumnya dihentikan oleh pasukan keamanan Libya di pintu masuk kota Sirte dan menunggu keputusan dari pejabat di Benghazi. Sebagai bentuk protes, mereka mundur ke kota Misrata yang dianggap lebih aman sambil menuntut pembebasan para peserta yang ditahan.

Baca Juga: Trump Serukan Iran Menyerah Tanpa Syarat, Khamenei Menolak

Kementerian Dalam Negeri Libya timur mengklaim bahwa penahanan dilakukan karena beberapa anggota konvoi tidak memiliki dokumen perjalanan atau identitas yang sah.

Konvoi yang terdiri dari lebih dari 1.500 aktivis dari seluruh Afrika Utara ini memasuki Libya dari Tunisia dengan tujuan mencapai Mesir melalui perbatasan Salloum, lalu melanjutkan perjalanan ke Gaza melalui perlintasan Rafah. Tujuan utama mereka adalah untuk menunjukkan solidaritas dan memprotes blokade serta genosida yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Namun, pemerintah Libya timur menolak memberikan izin melintas melalui perbatasan Masad, sehingga memutus jalur yang telah direncanakan oleh konvoi.

Libya saat ini masih terpecah antara dua pemerintahan yang bersaing: Pemerintah Persatuan Nasional yang diakui PBB dan berbasis di Tripoli, serta pemerintahan tandingan yang didukung oleh Dewan Perwakilan Rakyat di Benghazi.

Baca Juga: Israel Larang Warganya ke Luar Negeri

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan dari Amerika Serikat terus melancarkan kampanye genosida di Gaza yang telah menewaskan atau melukai lebih dari 185.000 warga Palestina, meninggalkan lebih dari 11.000 orang hilang, dan menyebabkan ratusan ribu lainnya mengungsi. Perang ini juga memicu kelaparan parah yang telah merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dilarang Laporkan Korban, Media Ungkap Jumlah Korban Israel

Rekomendasi untuk Anda