New York, MINA – Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland melaporkan kepada Dewan Keamanan, Senin (19/12) adanya peningkatan tajam kekerasan tahun ini dalam konflik Israel-Palestina .
Laporan yang dirilis webs resmi PBB, disebutkan, lebih dari 150 warga Palestina dan lebih dari 20 warga Israel tewas di Tepi Barat dan Israel pada tahun 2022, jumlah kematian tertinggi setahun dalam beberapa tahun.
Dia mengulangi keprihatinan mendalam atas tingginya tingkat kekerasan dalam beberapa bulan terakhir, yang ditandai dengan bentrokan, protes, serangan, operasi keamanan Israel, dan insiden lainnya.
“Saya sangat prihatin dengan peningkatan tajam kekerasan terhadap warga sipil di kedua belah pihak, yang memperburuk ketidakpercayaan dan merusak penyelesaian konflik secara damai,” katanya.
Baca Juga: Kasus Malnutrisi Penuhi RS Kamal Adwan di Gaza Utara
Wennesland mempresentasikan laporan terbarunya, yang mencakup periode dari 21 September hingga 7 Desember 2022.
Dia menyesalkan kekerasan berlanjut di seluruh Wilayah Pendudukan Palestina, bahkan setelah mengirimkan pembaruan triwulanan.
Sejak 8 Desember, pasukan keamanan Israel telah membunuh 6 warga Palestina, termasuk 2 anak, lapornya.
Utusan itu mengatakan dia “sangat terkejut” bahwa anak laki-laki dan perempuan terus menjadi korban kekerasan.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Empat puluh empat pemuda Palestina, dan seorang anak Israel, kehilangan nyawa mereka tahun ini. Mereka termasuk seorang anak laki-laki Palestina berusia 16 tahun yang ditembak mati oleh pasukan Israel dalam konteks dugaan pelemparan batu di komunitas Aboud, dekat Ramallah, pada 8 Desember.
Tiga hari kemudian, seorang gadis Palestina berusia 15 tahun tewas dalam operasi pencarian dan penangkapan di Jenin di mana pasukan Israel dan Palestina baku tembak.
Wennesland memohon untuk diakhirinya kekerasan dan agar semua pelaku dimintai pertanggungjawaban.
“Saya mengutuk semua tindakan terorisme, yang harus ditolak dan dikutuk oleh semua. Saya menyerukan kepada para pemimpin politik, agama, dan masyarakat di semua pihak untuk membantu menenangkan situasi, menghindari penyebaran retorika menghasut dan menentang mereka yang ingin menghasut situasi,” imbuhnya.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Perluasan Permukiman
Utusan PBB itu juga mengatakan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, masih sangat memprihatinkan.
Sekitar 4.800 unit rumah dimajukan tahun ini di tempat yang dikenal di bawah pengaturan kesepakatan damai Oslo sebagai Area C.
“Saya juga tetap sangat prihatin dengan penghancuran dan penyitaan bangunan Palestina yang terus berlanjut,” lanjutnya.
Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam
Dia meminta Israel untuk menghentikan semua kegiatan pemukiman serta penghancuran properti milik Palestina.
Dia juga mengatakan Otoritas Palestina menghadapi tantangan ekonomi dan kelembagaan yang meningkat, diperparah oleh kendala pendudukan, serta tidak adanya reformasi serius dan prospek dukungan donor yang tidak jelas.
Di Gaza, di bawah blokade selama sekitar 15 tahun, situasinya juga semakin rapuh dan risiko eskalasi terus berlanjut. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara