Desa Capar Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, merupakan salah satu desa penghasil kopi. Bahkan Desa Capar menjadi salah satu pemasok komoditas kopi ke beberapa daerah di pulau Jawa.
“Di sini lebih dari 70 persen penduduknya merupakan pekebun kopi,” kata Kepala Desa Capar, Kusminta Senin (18/11).
Kopi hasil petani Desa Capar merupakan jenis kopi robusta yang memiliki khas rasa cenderung pahit dan nikmat. Meski rasanya agak pahit tapi dapat membuat rasa tenang dan rilek bagi penikmatnya.
Tanaman kopi robusta di Desa Capar dibudidayakan secara turun-temurun oleh warga setempat di pekarangan dan juga di pinggiran hutan yang ada di desa yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan Jawa Barat tersebut.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
“Tanaman kopi sudah ada sejak dahulu, ditanam di pekarangan dan pinggiran hutan,” ungkap Kusminta kepada sejumlah jurnalis yang sengaja diundang untuk mengenalkan komoditas kopi di Desa Capar tersebut.
Luas lahan tanaman kopi di Desa Capar mencapai 205 hektar. Hampir seluruh tanaman kopi sudah produksi, atau sekitar 200 hektar. Hanya sekitar lima hektar yang masih belum cukup umur dan belum produksi karena peremajaan.
kopi-300x201.jpg" alt="" width="300" height="201" />Dari lahan seluas itu Desa Capar dapat memproduksi kopi dalam setahun mencapai lebih dari 50 ton. Sebagian dari hasil kopi itu, atau sekitar 20 ton dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Giri Mulya desa tersebut.
“Ada sekitar 20 ton yang dikelola oleh Bumdes Giri Mulya, selebihnya dijual keluar dalam bentul kopi mentah ke pedagang untuk dikirim ke luar daerah,” kata Kusmita.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Manajer Bumdes Giri Mulya, Cipto Edi Santoso mengatakan, sekitar 20 ton pertahun hasil kopi dikelola oleh Bumdes untuk diolah dan dijual dalam bentuk kopi bubuk siap konsumsi. Bahkan kopi itu dikemas dengan varian rasa berbeda-beda, ada dark atau pahit, medium, kopi lanang dan kopi luwak.
“Ada beberapa varian rasa dan dikemas dengan nama Kopi Abah Capar,” ujarnya.
Varian dark rasanya cenderung pahit dan yang medium pahitnya sedang, sesuai dengan selera masing-masing konsumennya. Kopi lanang menjadi salah satu kopi yang diminati oleh kaum laki-laki karena dianggap berkahasiat meningkatkan vitalitas.
“Namanya kopi lanang, bukan cuma sebutan tapi memang kopi pilihan dengan bentuk yang berbeda dan tiap biji buahnya hanya satu isinya makanya disebut lanang atau laki-laki,” ungkap Cipto.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sedangkan kopi luwak termasuk jenis kopi Abah Capar dengan harga tertinggi. Pasalnya kopi luwak ini asli dari hasil fermentasi alami dari hewan luwak liar dan diambil dari hutan.
“Kopi luwak ini bukan hasil ternak, tapi memang liar dan biji kopi luwak ini diambil dari hutan sekitar desa,” ungkap Cipto pula.
Bumdes Giri Mulya memasarkan kopi Abah Capar secara konfensional ke masyarakat sekitar Kecamatan Salem, dan kini makin naik daun dengan permintaan yang cukup tinggi. Selain itu juga dipasarkan secara daring (online) ke luar daerah, dan permintaan juga cukup tinggi.
“Sayangnya, untuk pemasaran secara online ini terkendala dengan tidak adanya sinyal telepon seluler di Desa Capar,” kata Cipto.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Untuk mendapatkan sinyal seluler biasanya warga harus keluar desa yang ada jaringan internet, atau ke Kota Kecamatan Salem. Di Desa Capar sendiri tidak ada tower seluler, yang ada jaringan internet wifi mandiri dengan kekuatan sinyal yang sangat terbatas.
“Jaringan telepon seluler di sini blank, tidak ada satu operator seluler pun yang sinyalnya muncul, dan itu menjadi kendala kami untuk memasarkan kopi secara online,” tutur Cipto.
Selain itu, kondisi jalan yang menjadi satu-satunya jalur transportasi juga rusak sehingga sulit dilintasi kendaraan.
Camat Salem Drs Nur Ary HY MSi merasa bangga dengan produk kopi Abah Capar ini. Terlebih belakangan ini Kopi Abah Capar mulai dikenal oleh masyarakat Brebes dan sekitarnya. Bahkan beberapa saat yang lalu, mengikuti pameran di Suropadan Agro Expo.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Kami saat ini sedang membuat ruangan untuk expo guna menjual hasil-hasil produk lokal di Kecamatan Salem,” katanya.
Nur Ary juga mengucapkan terimakasih kepada insan pers yang telah bersedia datang dan melakukan peliputan khusus tentang kopi Capar ini.
“Semoga saja dengan kedatangan para jurnalis dari kabupaten Brebes ini dapat memberi kontribusi untuk kemajuan dan pembangunan dikecamatan Salem,” kata Ary. (L/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat