Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu (1/11) mengumumkan, jumlah korban pengeboman Pendudukan Israel sedang berlangsung 26 hari di Jalur Gaza dan Tepi Barat meningkat menjadi 8.850 syahid dan lebih dari 24.000 orang terluka.
“8.720 orang syahid tewas di Jalur Gaza, dan lebih dari 24.000 orang terluka, dan di Tepi Barat, jumlah orang yang syahid meningkat menjadi 130 orang, dan korban luka-luka menjadi 2.100 orang, sejak 7 Oktober,” kata pernyataan Kemenkes, MA’AN melaporkan.
Kementerian memaparkan 73% korban adalah anak-anak, wanita dan orang tua, menjelaskan bahwa Rumah Sakit Persahabatan Turki berhenti berfungsi akibat pemboman dan menipisnya bahan bakar, karena mengetahui bahwa ini adalah satu-satunya rumah sakit yang merawat pasien kanker dan Rumah Sakit Al-Shifa dan Indonesia terancam berhenti bekerja sepenuhnya dalam waktu kurang dari 24 jam
“Para dokter masih terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi, termasuk mereka yang terluka akibat pengeboman dan perempuan yang melahirkan melalui operasi caesar, mengingat bahwa selama 24 jam terakhir pemboman tersebut menargetkan fasilitas kesehatan, yang mengakibatkan kehancuran. klinik layanan kesehatan primer selain kerusakan pada dua rumah sakit,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Sejak awal serangan otoritas Pendudukan telah melarang pasien meninggalkan Jalur Gaza untuk berobat di rumah sakit Yerusalem dan di wilayah 1948, termasuk 2.000 pasien penderita kanker.
Pada Ahad (29/10), sekitar 1.950 warga dilaporkan hilang, termasuk setidaknya 1.050 anak-anak, yang mungkin terjebak atau menjadi martir di bawah reruntuhan menunggu penyelamatan atau pemulihan.
Kemenkes mengatakan bahwa Pertahanan Sipil mengangkat isu pembusukan mayat di bawah bangunan yang runtuh, di tengah terbatasnya misi penyelamatan, yang meningkatkan keprihatinan kemanusiaan dan lingkungan.(T/R5/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza