Gaza, MINA – Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada Kamis (2/11), jumlah korban tewas meningkat menjadi 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak, 2.326 wanita, dan 32.000 orang luka-luka.
Kemenkes mengatakan bahwa pendudukan melakukan 15 pembantaian dalam 24 jam, merenggut nyawa 256 orang syahid, MA’AN melaporkan.
Pasukan Pendudukan menargetkan sebuah rumah keluarga Afana di kamp Al-Maghazi, yang mengakibatkan kematian 8 orang dan banyak luka-luka, 12 orang syahid dan sejumlah lainnya luka-luka dalam pemboman sebuah sekolah UNRWA di Jabalia.
Pesawat pendudukan juga menargetkan kendaraan di daerah Jabalia Al-Nazla, utara Jalur Gaza, dan menyebabkan sejumlah korban tewas dan terluka.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dua martir dari keluarga Al-Amour tiba di Rumah Sakit Eropa akibat penembakan artileri di Al-Fukhari, sebelah timur Khan Yunis.
Pada 7 Oktober, Brigade Al-Qassam, sayap militer Perlawanan Palestina, Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Ashkelon, wilayah Pendudukan ilegal Israel melalui darat, laut, dan udara, menyebabkan 1.300 orang tewas, serta menangkap sekitar 150 orang termasuk tentara dan komandan tentara Israel.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Pada hari yang sama Militer Pendudukan Israel (IOF) juga meluncurkan operasi Pedang Besi dengan melancarkan serangan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas, namun berdampak pada 2,3 juta warga dan hampir seluruh infrastruktur di Jalur Gaza. (T/R5/RS2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)