Dadu, Pakistan, MINA – Korban banjir Pakistan telah kembali ke desanya masing-masing, tetapi mereka harus memulai dari nol.
Di desa terpencil Allah Bachayo Phanwar di Pakistan selatan, Mithal Chandio menyisir puing-puing mencari batu bata utuh untuk bisa mulai membangun kembali rumahnya, yang diratakan oleh banjir dahsyat bulan lalu yang menenggelamkan sepertiga dari negara itu.
Barang-barangnya termasuk selimut basah, kipas angin, beberapa tas dan koper penuh pakaian, serta beberapa barang pecah belah. Saat banjir melanda desanya bulan lalu, dia hanya bisa meraih sebanyak itu.
Terletak di pinggiran distrik Dadu di provinsi Sindh, salah satu daerah yang terkena dampak paling parah, desa tersebut benar-benar dibanjiri oleh air, yang memaksa sekitar 500 warga mengungsi di jalan terdekat.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Ketinggian air yang mengamuk sejak itu telah surut, meninggalkan kehancuran besar-besaran dengan tidak ada yang utuh tersisa.
Desa ini masih dikelilingi oleh air sedalam 4 hingga 5 kaki, memberikan tampilan seperti pulau. Kawanan nyamuk dan lalat rumah terus berputar-putar.
Perahu adalah satu-satunya cara untuk mencapai desa yang hancur, membawa makanan, atau mengangkut orang sakit ke rumah sakit.
“Hanya laki-laki dari 10 hingga 12 keluarga yang kembali sejauh ini selama sepekan terakhir untuk menilai kerusakan dan prospek perbaikan rumah, yang saat ini tidak berpenghuni,” kata Mithal Chandio, seorang petani setempat, kepada Anadolu Agency.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Warga lain, Ghulam Omer, mengatakan, desa itu juga dilanda banjir pada 2010, tetapi skala kerusakannya jauh lebih kecil.
“Kali ini, tiga kali lipat jumlah air datang dan tidak meninggalkan apa pun kecuali kehancuran dan ketidakberdayaan,” katanya.
Lahan pertanian masih terendam air, tanpa kemungkinan surut dalam beberapa pekan mendatang, jika tidak berbulan-bulan. (T/RI-1/R1)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA)