Baghdad, 3 Syawwal 1437/8 Juli 2016 (MINA) – Jumlah korban tewas akibat serangan bom mobil di area perbelanjaan ramai di ibukota Baghdad, Irak, akhir pekan lalu telah meningkat menjadi 281 orang.
Menteri Kesehatan Adeela Hammoud mengatakan melalui televisi nasional Al-Iraqiya pada Kamis (7/7) sampel DNA telah dikumpulkan dari 150 keluarga untuk mengidentifikasi mayat hangus yang tak bisa dikenali, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Itu adalah serangan terburuk di Iraq sejak invasi 2003 pimpinan Amerika Serikat (AS).
Sebuah truk penuh dengan bahan peledak meledak pada Sabtu pukul 01:00 waktu setempat pada Ahad di pusat Distrik Karada, lingkungan yang didominasi warga berpaham Syiah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada saat itu, para keluarga sedang berbelanja hadiah untuk liburan Idul Fitri pada akhir bulan suci Ramadhan, dan restoran ramai warga makan sahur untuk hari puasa.
Lebih dari 300 orang terluka dan banyak yang meninggal kemudian di rumah sakit.
Kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Menteri Dalam Negeri Mohammed Al-Ghabban mengajukan pengunduran diri setelah serangan itu dan mengatakan bahwa pihak berwenang telah gagal. (T/P001/R05)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)