Karachi, 7 Ramadhan 1436/24 Juni 2015 (MINA) – Lebih dari 900 jiwa meninggal selama empat hari gelombang panas di Pakistan, Selasa (23/6).
Para pejabat kesehatan mengatakan kepada wartawan, setidaknya 748 kematian telah terjadi di kota terpadat Karachi, sementara para pejabat provinsi mengatakan banyak kematian lainnya terjadi di Provinsi Sindh dan sekitarnya.
Pemerintah provinsi juga telah mengumumkan hari libur nasional di kantor-kantor pemerintah, Selasa, untuk mengurangi konsumsi listrik dan memperpendek pemadaman listrik yang telah berlangsung selama 12 jam, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Diperkirakan 400 orang tewas dalam empat hari terakhir di Karachi, ibukota komersial negara itu, di mana gelombang panas terik diperburuk dengan pemadaman listrik, mendatangkan malapetaka dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Layanan Darurat, Dr. Seemi Jamali mengatakan, di rumah sakit Jinnah yang terbesar di Karachi, 262 pasien meninggal dalam empat hari terakhir, sementara 1.500 dirawat untuk penyakit yang berhubungan dengan panas.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Kami tidak memiliki kamar lebih banyak untuk pasien dan banyak pasien sengatan panas sedang dirawat di bangsal lain,” kata Dr Jamali.
Ada lebih 1.000 anak-anak menderita dehidrasi dan penyakit-gastro terkait yang dirawat di rumah sakit berbeda di kota timur laut Lahore dalam tiga hari terakhir. Lebih 450 dikatakan berada dalam kondisi kritis, televisi Geo lokal melaporkan.
Ribuan orang juga turun ke jalan pada Senin di seluruh negeri, memprotes pemadaman listrik yang menyebabkan parahnya kekurangan air di banyak kota.
Departemen Air dan Listrik Pakistan berdalih, meningkatnya permintaan di bulan suci Ramadhan sebagai alasan utama di balik pemadaman listrik. (T/P001/R02)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)