Korban Gempa Irak meningkat 328 orang, Kemenlu: Tidak Ada WNI

Jubir Kemlu RI, . Foto: Nidiya/MINA

Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan sejauh ini belum memiliki informasi warga negara Indonesia yang ikut jadi korban dalam gempa dahsyat di daerah perbatasan Irak-.

 “Sampai saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban,” ujar juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, dalam sebuah pernyataan kepada media, Senin (13/11).

 Arrmanatha menambahkan Kemenlu terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Teheran, Iran, dan Baghdad, Irak.

 Ia mengungkapkan tercatat ada sekitar 295 WNI di Iran dan 700 orang di Irak.

 Seperti dilansir Al Jazeera, gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter Ahad (12/11) melanda wilayah perbatasan antara Irak dan Iran. Korban tewas meningkat drastis menjadi 328 orang dan sekitar 2.500 lainnya terluka.

 Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa dahsyat  melanda dekat Halabjah, tenggara Sulaymaniyah, sebuah kota di wilayah semi-otonomi Kurdi di Irak utara.

 Guncangan, yang dirasakan hingga di Qatar, pukul 21:18 waktu setempat. Pusat gempa berada pada kedalaman 33,9 km.

 Sebelumnya kantor berita Iran, ISNA, mengatakan setidaknya 61 orang tewas dan 300 lainnya cedera di Provinsi Kermanshah di perbatasan Irak. Sebagian besar korban diyakini berada di Kota Sarpol-e Zahab.

Media Iran mengatakan tim penyelamat telah dikerahkan di daerah tersebut di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas akan meningkat.

Sebelumnya, pada Ahad, Faramarz Akbari, Gubernur Kota Qasr-e Shirin, mengatakan kepada kantor berita IRNA yang dikelola Iran bahwa setidaknya ada dua korban jiwa.

 Dia juga mengatakan bahwa perkiraan kerusakan masih belum bisa ditentukan karena pemadaman listrik yang meluas.

 Dilintasi oleh beberapa garis patahan utama, Iran adalah salah satu negara yang paling aktif secara seismik di dunia.

 Pada tahun 2003, sebuah gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter meratakan kota bersejarah Bam di tenggara Iran, menewaskan sekitar 26.000 orang.

 Di sisi lain perbatasan, pejabat Sulaymaniyah mengumumkan keadaan darurat pada dini hari Senin (13/11) untuk menilai akibat gempa tersebut, menurut media Kurdi. (L/R11/P1)

 Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.