Rieti, 22 Dzulqa’da 1437/25 Agustus 2016 (MINA) – Setidaknya 159 orang meninggal setelah gempa kuat melanda Italia tengah, menghancurkan puluhan desa, bertambah jumlahnya dari 120 jiwa sebelumnya.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi pada Rabu (24/8) memperingatkan bahwa angka masih bisa bertambah karena upaya penyelamatan terus dilakukan di desa-desa pegunungan yang juga hancur oleh gempa. Tercatat sudah 368 orang yang terluka.
“Ini bukan junlah akhir,” kata Renzi pada konferensi pers di provinsi Rieti, tidak jauh dari pusat gempa berkekuatan 6,0-6,2 SR.
Survei Geologi AS mengatakan, gempa 6,2 SR itu melanda di dekat kota Norcia, di wilayah Umbria, pada 03:36 waktu setempat (01:36 GMT), Rabu.
Baca Juga: Trump dan Netanyahu Gelar Dua Kali Pertemuan di Gedung Putih
Gempa bumi menyebabkan bangunan runtuh dan membuat warga yang panik berlari ke jalan-jalan di berbagai kota.
Sergio Pirozzi, walikota kota kecil Amatrice melaporkan adanya kerusakan yang luas.
“Setengah kota hilang,” kata Pirozzi televisi RAI. “Ada orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Sudah ada tanah longsor dan jembatan akan runtuh.”
Badan perlindungan sipil Italia mengatakan gempa itu parah.
Baca Juga: Spanyol Buka Penyelidikan Kejahatan Perang terkait Serangan Kapal Bantuan Madleen
Sebuah gempa susulan berkekuatan 5,5 SR melanda wilayah yang sama satu jam setelah gempa pertama.
Gilberto Saccorotti, seorang ahli geologi di Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi Italia, mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip MINA, “Itu daerah khusus yang memiliki sejarah panjang kegempaan yang kuat. Tidak mengherankan kuatnya gempa di sana.”
Jalan-jalan di daerah itu sangat sempit, sehingga jika salah satu jalan putus, akses ke lokasi lain akan menjadi sangat sulit.
“Kedalaman gempa cukup dangkal, sekitar empat kilometer. Biasanya kedalaman khas adalah di sekitar sepuluh kilometer,” kata Saccorotti.
Baca Juga: Didukung MA, Pemerintahan Trump Siap Lanjutkan PHK Massal Pegawai Federal
Ia mengatakan sulit untuk memprediksi apakah akan ada gempa lain atau gempa susulan.
Adapun warga Roma berada di sekitar 170km dari pusat gempa. Mereka dibangunkan dan dikejutkan oleh furnitur dan lampu yang bergoyang.
Gempa besar terakhir yang melanda Italia di pusat kota L’Aquila pada 2009, menewaskan lebih dari 300 orang. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Segera Berlakukan Tarif 50 Persen untuk Impor Tembaga