Korban Tewas Akibat Gempa Afghanistan Capai 1.150 jiwa

Kabul, MINA – Korban tewas akibat gempa bumi dahsyat di Afghanistan dilaporkan terus bertambah beberapa hari setelah gempa itu menjadi menewaskan 1.150 orang dan melukai lebih banyak lagi, menurut angka terbaru yang dimuat di media pemerintah, Jumat (24/6).

Negara berpenduduk 38 juta orang itu sudah berada di tengah-tengah krisis ekonomi yang melonjak, telah menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan dengan lebih dari satu juta anak berisiko kekurangan gizi parah, Nahar Net melaporkan.

Gempa berkekuatan 6,1 skala ritcher pada Rabu dini hari (22/6), ketika orang-orang sedang tidur, memaksa ribuan orang kini tanpa tempat berlindung.

Afghanistan tetap terputus dari sistem moneter internasional, dan kelompok-kelompok bantuan menyesalkan harus membayar staf lokal dengan uang tunai yang dikirimkan dengan tangan, karena negara-negara menolak untuk berurusan langsung dengan Taliban.

Organisasi bantuan seperti Bulan Sabit Merah lokal dan Program Pangan Dunia telah turun tangan untuk membantu keluarga yang paling rentan dengan makanan dan kebutuhan darurat lainnya, seperti tenda dan alas tidur di provinsi Paktika, pusat gempa, dan provinsi tetangga Khost.

Namun, tampaknya sebagian besar penduduk harus berjuang sendirian untuk menghadapi akibatnya, ketika pemerintah baru yang dipimpin Taliban dan komunitas bantuan internasional berjuang untuk membawa bantuan.

Jalan pegunungan yang buruk menuju ke daerah yang terkena dampak diperburuk oleh kerusakan dan hujan. Penduduk desa telah mengubur mayat mereka dan menggali puing-puing dengan tangan untuk mencari korban selamat.

Abdul Wahid Rayan, Direktur Taliban dari Kantor Berita Bakhtar yang dikelola pemerintah mengatakan pada hari Jumat, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 1.150 orang dari laporan sebelumnya 1.000 orang. Rayan mengatakan, sedikitnya 1.600 orang terluka.

Sementara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan telah menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 770 orang.

Tidak jelas bagaimana informasi jumlah korban tewas dapat diperoleh, mengingat sulitnya mengakses dan berkomunikasi dengan desa-desa yang terkena dampak. Jumlah korban yang mengerikan akan membuat gempa Afghanistan paling mematikan dalam dua dekade.

Media pemerintah melaporkan bahwa hampir 3.000 rumah hancur atau rusak parah.

Jerman, Norwegia, dan beberapa negara lain mengumumkan akan mengirim bantuan, tetapi menggarisbawahi bahwa mereka hanya akan bekerja melalui badan-badan PBB, bukan dengan Taliban yang belum diakui secara resmi sebagai pemerintah oleh dunia internasional. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.