
(Photo by Qusay Noor/Anadolu Agency/Getty Images)
London, MINA – Korban tewas warga sipil di Ghouta Timur sejak Suriah dan sekutunya mengintensifkan pengebomannya pada kelompok oposisi sejak Ahad, 18 Februari, telah mencapai 600 orang hingga Rabu (28/2), demikian penghitungan yang dilakukan kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris.
Banyaknya korban berasal dari penemuan mayat yang terjebak dalam puing-puing bangunan yang hancur oleh serangan udara.
Tim penyelamat memanfaatkan jeda kemanusiaan yang ditengahi Rusia untuk mencari korban selamat, demikian The New Arab melaporkan.
“Gencatan senjata lima jam setiap hari dan pengadaan sebuah koridor kemanusiaan yang diusulkan oleh Presiden Rusia tidak cukup baik,” kata Direktur Save the Children Suriah, Selasa.
Baca Juga: Freedom Flotilla, Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Perairan Internasional
Sementara itu, warga sipil menghindari tawaran Rusia untuk keluar dari daerah kantong terkepung tersebut untuk hari kedua pada Rabu, karena oposisi dan Rusia saling menyalahkan atas kebuntuan yang terjadi.
Pengeboman udara terhenti sejak Presiden Rusia Vladimir Putih memerintahkan “jeda kemanusiaan” setiap hari, tapi tidak ada satu pun dari 400.000 warga Ghouta Timur yang berada di koridor kemanusiaan untuk naik bus yang disediakan oleh Pemerintah Suriah.
“Koridor kemanusiaan terbuka untuk semua orang yang ingin kembali ke tanah air, tapi sejauh ini tidak ada yang datang dan ini adalah hari kedua,” kata seorang perwira militer di pos pemeriksaan tersebut. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Israel Serang Dekat Istana Presiden Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)