Manila, 12 Muharram 1435/16 November 2013 (MINA) – Jumlah korban tewas akibat Topan Yolanda (Haiyan) yang menyapu wilayah Visayas, Filipina, telah meningkat seribu dalam semalam, sementara data jumlah korban dari berbagai instansi yang jauh berbeda membuat “bingung”.
Kemarin, sebuah papan pengumuman di Balai Kota Tacloban memperkirakan kematian mencapai 4.000, naik dari 2.000 sehari sebelumnya, di kota ini saja, media online Filipina PhilStar melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA), Sabtu (16/11).
Beberapa jam kemudian, Walikota Tacloban Alfred Romualdez meminta maaf dan mengatakan jumlah korban adalah untuk seluruh wilayah Visayas.
Korban ditandai di papan tulis, disusun oleh pejabat yang mulai mengubur mayat di sebuah kuburan massal hari Kamis.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Romualdez mengatakan sebagian orang mungkin tersapu ke laut dan tubuh mereka hilang, setelah tsunami, air laut seperti dinding menghantam wilayah pesisir. Satu lingkungan dengan populasi antara 10.000 dan 12.000 sekarang kosong.
Jumlah korban balai kota adalah pengakuan publik pertama bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan akan jauh melebihi perkiraan yang diberikan minggu ini oleh Presiden Filipina Benigno Aquino, yang mengatakan hilangnya nyawa oleh topan super Yolanda lebih dekat ke angka 2.000 atau 2.500.
Konfirmasi resmi kematian nasional meningkat lebih dari 1.000 dalam semalam untuk 3.621 kemarin, setelah salah satu topan terkuat yang pernah tercatat, mengamuk di seluruh wilayah Visayas seminggu yang lalu.
Angka yang berasal dari Dewan Manajemen dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional (NDRRMC) pemerintah, mengatakan 1.140 masih hilang.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menambah kebingungan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan jumlah korban tewas terbaru secara keseluruhan mencapai 4.460.
OCHA telah melaporkan jumlah 4.460 kematian di Visayas dan menempatkan jumlah orang yang terkena topan menjadi 11,8 juta serta total 243.000 rumah yang hancur.
Namun kemudian OCHA menarik laporan ini dan mengatakan telah mendapat data yang salah.
Istana Kepresidenan, Malacañang, tetap mempertahankan perhitungan resmi dan mengatakan mereka tidak membeli angka kematian yang lebih tinggi dari yang diberikan oleh badan PBB.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Tidak ada upaya untuk menyembunyikan atau memalsukan angka-angka,” kata Wakil Juru Bicara Kepresidenan Abigail Valte.
Dia mengatakan “bingung” bahwa PBB menarik kembali perkiraannya sendiri.
“Sejauh ini pemerintah yang bersangkutan bekerja sama dengan perhitungan resmi korban yang dirilis oleh NDRRMC,” kata Valte.
Valte mengatakan NDRRMC adalah sumber utama informasi karena sebagian besar departemen bagian dari struktur tertentu.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Pada hari Selasa, Aquino mengatakan perkiraan 10.000 orang mati oleh pejabat setempat dilebih-lebihkan dan disebabkan faktor “trauma emosional”.
Kepala Direktur Polisi Daerah Inspektur Elmer Soria, yang membuat perkiraan tersebut untuk media, telah dicopot dari jabatannya pada Kamis.
“Saya sudah menginstruksikan semua instansi terkait bahwa mereka tidak boleh merilis atau mendiskusikan pendapat mereka sendiri,” kata Direktur Eksekutif NDRRMC Eduardo del Rosario.
Sementara NDRRMC sendiri sangat dikritik karena lamban dalam menanggapi kebutuhan dasar (makanan, air, obat-obatan dan tempat tinggal) bagi ribuan orang lapar. (T/P09/R2).
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Mulai Selidiki Presiden Korea Selatan terkait ‘Pemberontakan’