Pyongyang, MINA – Korea Utara pada Rabu (2/10) pagi meluncurkan rudal balistik yang ditembakkan melalui kapal selam ke perairan terbuka dari pantai timur negara itu sehari setelah pihaknya mengumumkan akan melakukan perundingan dengan Amerika Serikat (AS) pada Sabtu akhir pekan ini.
Kantor berita Anadolu melaporkan, uji coba tersebut merupakan yang ke-11 kalinya dilakukan pada tahun 2019 ini.
Korea Utara sesuai dengan pengawasan PBB dilarang melakukan uji coba rudal balistik. Hal itu dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi keamanan dunia, khususnya negara tetangga, Korea Selatan.
Namun, media Korea Utara mengatakan, hal itu dilakukan karena Korea Selatan juga melakukan demo jet tempur siluman F-35 buatan AS yang baru dibeli dalam upacara Hari Angkatan Bersenjata mereka.
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Pada Selasa, 1 Oktober lalu, sejumlah jet tempur Korea Selatan melakukan sebuah patroli penerbangan di atas beberapa pulau yang dipersengketakan dengan Jepang. Patroli itu disampaikan oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam sebuah acara peringatan berdirinya Angkatan Bersenjata Korea Selatan.
“Beberapa waktu lalu, F-15K jet tempur pengembom paling kuat di Asia timur laut telah kembali dari misi patrolinya di wilayah udara pulau kita, Dokdo. Misi itu berjalan tanpa masalah,” kata Presiden Moon, dalam pidatonya.
Presiden A.S. Donald Trump dalam pernyataannya mentolerir uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara itu. Ia akan tetap melanjutkan rencana dialog pada hari Sabtu ini.
Sebelumnya, Pyongyang menyatakan konsisten dengan kesepakatan damai yang telah dicapai dengan Korea Selatan. (T/P2/RS2)
Baca Juga: Puan Maharani Ajak Parlemen Asia Tolak Relokasi Penduduk Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Belasan Orang Tewas karena Desak-Desakan di Stasiun New Delhi