Jakarta, MINA – Lembaga dakwah Korps Muballigh Jakarta (KMJ) rutin mengadakan regenerasi setiap tahunnya untuk mengatasi permasalahan khotib Jumat.
Ketua Majelis Pendidikan dan Kaderisasi KMJ Edy Mulyadi mengatakan, secara formal KMJ mengadakan Pelatihan Khotbah setiap tahun.
“Pesertanya sebagian besar diutamakan dari masjid-masjid mitra dan masjid-masjid baru. Targetnya, begitu ada khotib berhalangan, mereka tidak kelimpungan lagi karena sudah punya sendiri,” kata Edy kepada MINA melalui telepon pada Rabu (5/12) sore.
Menurut pria yang aktif dalam pengurusan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) itu, untuk saat ini, KMJ yang memiliki lebih dari 40 dai melayani sebanyak 80-an masjid yang bermitra, mayoritas berada di Jakarta.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Kita biasanya rekrut 3-5 peserta terbaik untuk dimatangkan dulu. Sejak beberapa tahun terakhir, salah satu syarat untuk menjadi anggota KMJ adalah lulus dari pelatihan tersebut,” katanya.
Menurutnya, ketersediaan jumlah dai untuk umat secara umum masih belum memadai dari segi jumlah dan kualitas. Itu terbukti dari adanya permintaan dai yang tidak bisa dipenuhi.
“Dari segi kualitas, kita masih perlu banyak belajar dan tetap belajar. Seharusnya seorang yang disebut dai atau ustaz itu sudah memiliki kelebihan dalam hal sikap, mengilmui dan mengamalkan islamnya. Jangan sampai seorang dai atau ustaz masih silau dengan kehebatan isme lain,” katanya.
Menurutnya, seorang dai seharusnya bisa berani mengatakan,“Islam itu solusi terbaik.”
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Islam itu Allah berikan sebagai sistem yang sempurna,” tegasnya. (L/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal