Seoul, 14 Jumadil Awwal 1438/12 Februari 2017 (MINA) – Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal balistik yang jelas merupakan tindakan provokasi untuk menguji respon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam sebuah pernyataan dari Blue House, kantor Presiden Korea Selatan, pada Ahad (12/2) menyebutkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Flynn meminta panggilan telepon kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un setelah Pyongyang melakukan uji tembak rudal pada hari Sabtu.
Setelah peluncuran rudal Korea Utara itu, Trump meyakinkan Jepang bahwa AS mendukung penuh pemerintah Tokyo.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“Saya hanya ingin semua orang memahami dan sepenuhnya tahu bahwa Amerika Serikat berdiri di belakang Jepang, sekutu besar, 100 persen,” kata Trump pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Blue House mengatakan, dalam panggilan telepon antara Flynn dan timpalannya dari Korea Selatan Kim Kwan-jin, AS dan Korea Selatan sepakat untuk mengeksplorasi semua kemungkinan opsi untuk mengendalikan provokasi Korea Utara.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, rudal Korea Utara terbang sekitar 500 km sebelum jatuh ke laut, jenis rudal belum diidentifikasi.
“Hal ini diyakini bahwa peluncuran rudal ditujukan untuk menarik perhatian dunia ke (Korea) Utara dengan membual kemampuan nuklir dan rudalnya,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Hal ini juga diyakini bahwa itu adalah provokasi bersenjata untuk menguji respon dari pemerintah baru AS di bawah Presiden Trump,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan