KORUPSI bukan sekadar pelanggaran hukum negara, tetapi juga termasuk dalam kategori dosa besar dalam ajaran Islam. Perbuatan ini mencerminkan pengkhianatan terhadap amanah, pengingkaran terhadap keadilan, dan menjadi sebab kerusakan sosial yang merajalela. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala menegaskan larangan keras terhadap pengambilan harta dengan cara yang batil,
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil.” (Qs. Al-Baqarah: 188).
Korupsi sering dilakukan oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan kedudukan, padahal posisi tersebut seharusnya digunakan untuk melayani masyarakat, bukan mengeksploitasi mereka. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan dalam hadisnya,
اللَّهُمَّ مَن وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ
“Ya Allah, siapa yang diberi kekuasaan atas urusan umatku lalu ia menyulitkan mereka, maka persulitlah ia (di akhirat).” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa kezaliman dalam kekuasaan termasuk dosa besar yang akan dibalas dengan azab setimpal.
Baca Juga: Amerika, Pahlawan Palsu, Pelindung Penjajah Nyata
Dalam konteks sosial, korupsi menimbulkan ketimpangan ekonomi dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan lembaga. Ketika pejabat korupsi, pelayanan publik menjadi buruk, hak-hak rakyat terabaikan, dan kemiskinan makin meluas. Islam sangat menekankan pentingnya keadilan sosial dan kepedulian terhadap kaum lemah. Korupsi merusak sendi-sendi kemaslahatan ini dan membuat masyarakat kehilangan harapan akan keadilan. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat baik.” (Qs. An-Nahl: 90).
Lebih dari sekadar mencuri uang negara, korupsi adalah pengkhianatan terhadap amanah. Padahal amanah adalah salah satu ciri utama orang beriman. Dalam Surah Al-Mu’minun, Allah Ta’ala memuji mereka yang menjaga amanah,
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” Koruptor adalah orang yang mengkhianati amanah jabatan, kepercayaan publik, dan perintah Allah.
Baca Juga: Piagam Jaminan Keamanan Umar bin Khattab untuk Martabat Manusia
Dalam hadis shahih, Rasulullah Ta’ala menjelaskan ancaman terhadap pengkhianat amanah. Beliau bersabda,
إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah datangnya kiamat.” (HR. Bukhari). Artinya, korupsi bukan hanya merusak secara individu, tetapi juga menjadi tanda rusaknya peradaban dan dekatnya kehancuran suatu umat.
Dampak spiritual dari korupsi sangat besar. Harta yang didapat dari hasil korupsi menjadi sumber kesengsaraan dalam hidup. Ia tidak akan membawa keberkahan, bahkan akan menjadi sumber kesempitan hati dan jauhnya seseorang dari rahmat Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Daging yang tumbuh dari harta haram, maka neraka lebih berhak atasnya.” (HR. Tirmidzi).
Baca Juga: Haji, Jalan Lebar Transformasi Menuju Indonesia Emas 2045
Korupsi juga menjadi sumber doa-doa yang tertolak. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang berdoa kepada Allah sambil berkata, “يَا رَبِّ يَا رَبِّ namun Allah menolak doanya karena, “makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim). Ini adalah bukti nyata bahwa harta haram, termasuk hasil korupsi, menjadi penghalang antara hamba dan Tuhannya.
Di sisi lain, Islam memberikan jalan taubat bagi pelaku korupsi, dengan syarat bertaubat dengan sungguh-sungguh, menyesali perbuatannya, dan mengembalikan harta yang diambil secara batil. Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal yang saleh, maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebaikan.” Maka, pintu taubat tetap terbuka, asal disertai dengan itikad benar dan pengembalian hak-hak orang lain.
Namun demikian, pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Pendidikan tentang bahaya korupsi harus ditanamkan sejak dini, terutama dalam lingkup keluarga dan sekolah. Keteladanan dari para pemimpin sangat penting. Sebab masyarakat akan meniru gaya hidup dan akhlak pemimpinnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan tertinggi dalam hal kejujuran dan amanah, beliau dijuluki Al-Amin, yang terpercaya, bahkan oleh orang-orang kafir sekalipun.
Perlu juga disadari bahwa budaya korupsi bisa berakar dalam sistem jika tidak ada kontrol sosial yang kuat. Maka penting dalam Islam untuk membangun sistem pengawasan yang efektif dan kolektif. Dalam surah At-Taubah ayat 71 Allah berfirman,
Baca Juga: Kemiskinan Menjamur di Negeri yang Konon Kaya
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ، يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
“Orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” Ayat ini menjadi dasar pentingnya saling mengingatkan dalam kebaikan, termasuk dalam mencegah dan memberantas korupsi.
Korupsi bukan hanya masalah dunia, tapi juga urusan akhirat. Orang yang mati dalam keadaan membawa harta haram dan tidak bertobat, akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah ﷻ. Tak ada pengacara yang bisa membela, tak ada negosiasi atau suap dalam pengadilan akhirat. Semua yang dilakukan akan dibalas seadil-adilnya. Allah berfirman:,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ • وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya), dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya pula).” (QS. Az-Zalzalah: 7–8)
Dengan memahami betapa besar dosa dan bahayanya korupsi dalam Islam, marilah kita berusaha menjadi insan yang bersih, jujur, dan amanah. Mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan sekitar. Karena kejujuran adalah fondasi peradaban, dan korupsi adalah racun yang melumpuhkannya. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bersih dari harta haram dan istiqamah dalam menjaga amanah.[]
Baca Juga: Bertahan Hidup di Negeri Seribu Janji
Mi’raj News Agency (MINA)