Pyongyang, MINA – Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pada Kamis (2/2) bahwa latihan bersama militer Amerika Serikat dan sekutunya telah mendorong situasi ke “garis merah ekstrim”, dan mengancam mengubah semenanjung menjadi gudang perang besar dan zona perang utama.
Pernyataan tersebut dilaporkan oleh kantor berita negara Korut, KCNA, dengan mengatakan, Pyongyang tidak tertarik untuk berdialog selama Washington menerapkan kebijakan yang bermusuhan.
“Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrim karena manuver konfrontasi militer yang berlangsung, dan tindakan bermusuhan AS serta pasukan bawahannya,” kata seorang juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan itu, seperti dikutip CNA.
Pada Rabu (1/2) Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama dengan pembom berat B-1B Amerika dan pesawat tempur siluman F-22, serta jet F-35 dari kedua negara, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Baca Juga: Fadli Zon Perkenalkan Kementerian Kebudayaan Indonesia di Forum G20
“Ini adalah ekspresi yang jelas dari skenario berbahaya AS yang akan mengubah semenanjung Korea menjadi gudang senjata perang yang besar dan zona perang yang lebih kritis,” kata pernyataan Korea Utara.
Pernyataan itu juga datang setelah kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Seoul pekan ini.
Austin dan mitranya dari Korea Selatan berjanji untuk memperluas latihan militer, dan mengerahkan lebih banyak “aset strategis”, seperti kapal induk dan pembom jarak jauh, guna melawan pengembangan senjata Korea Utara. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ukraina Terbitkan Prangko Spesial Bergambar Prabowo
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur