Pristina, MINA – Kosovo merayakan 10 tahun kemerdekaannya dari Serbia dengan acara perayaan dua hari di seluruh negeri.
Acara hari Sabtu (17/2) ditutup dengan konser terbuka di Pristina yang diisi oleh Rita Ora, seorang penyanyi asal Inggris berdarah Kosovo.
Menandai perayaan tersebut pada akhir pekan, pemerintah dan parlemen Kosovo mengadakan sesi khidmat, paralayang di langit Ibu Kota Pristina, serta pengadaan parade polisi dan pasukan keamanan.
Perayaan ini menjadi sebuah momen kebanggaan bagi mayoritas etnik Albania, meskipun perihal kedaulatan tetap ditentang oleh Serbia, Daily Sabah melaporkan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Ibu Kota Pristina ditutupi bendera Kosovo biru dan kuning pada perayaan akhir pekan.
Satu dekade setelah perang antara pemberontak etnik Albania Kosovo dan tentara Serbia yang mengakibatkan 13.000 orang tewas, sebagian besar etnik Albania di parlemen Kosovo mengumumkan kemerdekaan dari Serbia pada 17 Februari 2008.
“Ini adalah momen paling membahagiakan bagi kita, semua sebagai rakyat,” kata Presiden Hashim Thaci dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (16/2), saat anak-anak di sekolah Albania di Kosovo memulai hari dengan pelajaran untuk memaknai ulang tahun kemerdekaan.
Kosovo berpisah dari Serbia sembilan tahun setelah mayoritas orang Albania melancarkan pemberontakan melawan penindasan. Hingga kini Serbia masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Menurut Survei Kantor Statistik Kosovo pada tahun 2005, jumlah penduduk Kosovo diperkirakan antara 1,9 hingga 2,2 juta dengan komposisi suku sebagai berikut: 92% bangsa Albania, 4% bangsa Serbia, 2% suku Bosniadan Gorani, 1% bangsa Turki, 1% orang Rom.
Sensus 2011 menyatakan bahwa 95.6% dari penduduk Kosovo beragama Islam dan minoritas 3.69% yang mengikuti Kekristenan (mayoritas Kristen Ortodoks pada penduduk Serbia dan Kristen Katolik pada penduduk Albania). (T/R11/RI-1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza