Kota Hobart Jadi Wilayah Tingkat Merokok Terparah di Australia

Hobart, MINA – Dua wilayah di Kota Hobart di negara bagian , memiliki tingkat merokok terparah hingga 40 persen dari jumlah penduduk. Kematian akibat penyakit terkait rokok juga lebih tinggi hampir empat kali dibandingkan wilayah lainnya.

Salah seorang warga di sana Cindy Drake mengaku sudah merokok sejak berusia 12 tahun. Dua dekade kemudian, dia mengaku mulai merasakan efek kecanduan merokok.

“Saya lebih sering merokok daripada tahun lalu. Ini membuat saya ingin berhenti,” katanya seraya menambahkan bahwa dia merokok hampir 20 batang sehari.

“Saya dengan enteng menghabiskan Rp 1,5 juta seminggu untuk Terlalu banyak,” ujarnya kepada ABC yang dikutip MINA, Sabtu.

Cindy tinggal di Bridgewater, wilayah pinggiran Kota Hobart yang tercatat sebagai wilayah dengan tingkat merokok terparah di Australia.

Pendataan yang dirilis hari Jumat (31/5) oleh Mitchell Institute Victoria University mengungkapkan buruknya tingkat merokok di sana belum pernah terlihat di Australia sejak 1970-an.

Wilayah Gagebrook di dekat Bridgewater juga mencatat rekor serupa, berada di peringkat pertama terburuk dari segi jumlah perokok.

Menurut Cindy, anaknya yang semata wayang juga menjadi perokok berat. Hal ini, katanya, karena kebiasaan merokok dianggap wajar oleh masyarakat di sana.

“Semua orang yang saya kenal merokok. Boleh dibilang 90 persen temanku adalah perokok,” ujarnya.

Dia mengaku sebenarnya merokok bukan karena sangat menyukainya melainkan untuk mengatasi kebosanan.

Masih di Hobart, wilayah Risdon Vale tercatat menempati urutan kedua, sementara wilayah Mount Druitt di New South Wales berada di urutan ketiga.

Secara rata-rata nasional sebenarnya kebiasaan merokok telah menurun drastis dalam empat dekade terakhir. Kini tinggat 14 persen penduduk dewasa Australia yang merokok setiap hari.

Menurut Ben Harris dari Mitchell Institute, sebagian wilayah Australia masih terjebak dalam kebiasaan merokok.

“Secara keseluruhan, keberhasilan kita menghentikan kebiasaan merokok dipuji dunia internasional, dengan tingkat merokok terendah di dunia,” kata Harris.

“Namun, keberhasilan kita secara nasional ternyata menyembunyikan data sejumlah wilayah yang bermasalah,” tambahnya.

Di sisi lain, wilayah-wilayah kaya Gordon, Killara dan Pymble di New South Wales, Burnside dan Wattle Park di Australia Selatan serta Claremont dan Cottesloe di Australia Barat memiliki tingkat merokok terendah.

Pengaruh Keluarga

Menurut Ben Harris, faktor pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan kebiasaan merokok seseorang.

“Kita tahu persis cara terbaik untuk menghentikan anak-anak mengikuti kebiasaan merokok yaitu dengan mendorong orang dewasa di sekitar mereka berhenti merokok,” katanya.

Seorang warga lainnya di Bridgewater, Christine Bannister, mengaku sangat berharap anaknya bisa berhenti merokok. Pasalnya, dia sudah melihat sendiri dampak merokok bagi kesehatan keluarganya.

Christine dibesarkan dalam keluarga perokok. Sebagian besar temannya juga merokok setiap hari.

“Pasangan saya menderita emfisema di paru-paru kirinya. Dia juga punya penyakit jantung karena sudah merokok sejak berusia 14 tahun,” katanya.

“Kami mencoba menjelaskan ke anak kami bahwa inilah yang terjadi jika kamu terus merokok. Kamu akan berakhir seperti ayahmu atau bahkan lebih buruk,” ujar Christine.

“Tapi semua temannya juga merokok,” tambahnya.

Australian Council on Smoking and Health yang dimintai komentarnya menyatakan perlunya daerah pinggiran seperti Bridgewater dan Mount Druitt untuk mendapat perhatian lebih serius.

COE lembaga ini Maurice Swanson menjelaskan, strategi berupa aturan kemasan rokok yang polos serta peningkatan cukai tembakau memang telah efektif.

Namun masih banyak hal yang harus dilakukan.

“Hal yang kurang dalam pendekatan kita adalah tidak adanya lagi kampanye iklan TV yang menyerukan orang berhenti merokok,” katanya.

“Kampanye nasional seperti ini sudah tidak muncul lagi sejak 2013. Padahal tahun ini saja pemerintah menerima 12 miliar dolar dari cukai tembakau dan diperkirakan 17 miliar dolar tahun depan,” katanya.

Lembaga ini menyerukan pemerintah melarang strategi industri rokok saat ini yang berusaha mengampanyekan kebiasaan merokok sebagai hal normal.

“Industri rokok terus mempromosikan kebiasaan merokok di Australia dan negara lain dengan cara apa pun,” katanya.

“Kami prihatin karena industri rokok sekarang ini menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram mempromosikan produknya kepada generasi muda bahwa merokok itu menarik dan glamor,” katanya. (T/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.